Subsidi Listrik Diusulkan Rp104,97 T

CEK PANEL SURYA: Pekerja memeriksa panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Rusunawa Cipta Griya Kedaung, Kota Tangerang.--FOTO HANUNG HAMBARA/JAWA POS
Target 44,88 Juta Pelanggan
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan alokasi subsidi listrik antara Rp97,37 triliun hingga Rp104,97 triliun pada 2026 dengan target 44,88 juta pelanggan. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Senin (30/6), Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jismin P. Hutajulu mengatakan subsidi listrik itu diprioritaskan bagi rumah tangga miskin dan rentan.
"Ini untuk mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, fisikal, dan lingkungan," katanya dikutip dari Antara.
Jismin mengatakan, ada beberapa parameter makroekonomi yang menjadi dasar perhitungan subsidi ini. Pertama, nilai tukar rupiah yang diasumsikan berada di angka Rp16.500 sampai dengan Rp16.900. Kedua, harga minyak mentah Indonesia (ICP) antara USD60-USD80 per barel. Ketiga, inflasi sebesar 1,5-3,5 persen.
Jismin mengatakan, target rumah tangga penerima subsidi mencapai 44,88 juta pelanggan, termasuk rumah tangga dengan daya 450 volt-ampere (VA) dan 900 VA serta bisnis dan industri kecil, dan sektor sosial.
Sebagai informasi, realisasi subsidi listrik sepanjang 2024 mencapai Rp77,05 triliun. Sementara di APBN 2025, subsidi listrik dialokasikan Rp87,72 triliun. Namun, realisasi subsidi listrik tahun ini diproyeksikan membengkak tembus Rp90,32 triliun.
Jismin mengatakan, beberapa langkah untuk mengendalikan beban subsidi listrik. Salah satu upayanya adalah mengelola biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, mengingat subsidi adalah selisih antara BPP dan tarif yang dibebankan ke masyarakat.
Karena itu, pemerintah telah menetapkan roadmap specific fuel consumption dan pengecualian tertentu untuk pembangkit listrik guna memastikan operasional pembangkit lebih efisien dan terawat.