Nabi Ibrahim, Salah Satu Nabi yang Paling Taat dan Setia kepada Allah SWT

--FOTO ISTIMEWA
Kisah pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim ini diabadikan dalam Al-Qur’an, Surat Al-An’am ayat 76-78, yang menggambarkan perenungan dan kesimpulan Ibrahim tentang keesaan Tuhan. Kisah ini menjadi teladan bagi umat manusia tentang pentingnya menggunakan akal dan hati dalam mencari kebenaran dan beriman kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim dikenal karena keberaniannya dalam menentang penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaumnya. Setelah berbagai upaya dakwahnya ditolak, beliau merencanakan tindakan yang lebih tegas untuk menyadarkan mereka. Pada suatu hari raya besar, ketika seluruh penduduk kota pergi merayakan di luar kota, Nabi Ibrahim melihat kesempatan untuk melaksanakan rencananya.
Beliau memasuki kuil utama yang dipenuhi berbagai patung berhala. Dengan menggunakan kapak, Nabi Ibrahim menghancurkan semua berhala kecil hingga hancur berkeping-keping. Namun, membiarkan berhala terbesar tetap utuh. Sebagai langkah strategis, beliau menggantungkan kapak tersebut di leher berhala terbesar, seolah-olah berhala itulah yang telah menghancurkan yang lainnya.
Ketika penduduk kembali dan melihat berhala-berhala mereka hancur, mereka terkejut dan marah. Mereka segera mencari tahu siapa pelakunya. Mengingat Ibrahim sering mengkritik penyembahan berhala, mereka mencurigainya dan membawanya ke hadapan penguasa untuk diadili.
Dalam persidangan, mereka bertanya kepada Ibrahim, ’’Apakah engkau yang melakukan ini terhadap tuhan-tuhan kami?” Nabi Ibrahim menjawab dengan tenang, “Berhala besar itulah yang melakukannya; tanyakanlah kepada mereka jika mereka dapat berbicara.” Jawaban ini membuat mereka terdiam sejenak, menyadari bahwa berhala-berhala tersebut tidak dapat berbicara apalagi bertindak. Namun, ego dan kesombongan menghalangi mereka untuk menerima kebenaran yang disampaikan Ibrahim.
Sebagai hukuman atas tindakannya, mereka memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Mereka mengumpulkan kayu dalam jumlah besar dan menyalakan api yang sangat besar. Nabi Ibrahim diikat dan dilemparkan ke dalam kobaran api tersebut. Namun, dengan izin Allah SWT, api tersebut menjadi dingin dan tidak membahayakan Nabi Ibrahim. Mukjizat ini menunjukkan kekuasaan Allah dan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.
Setelah selamat dari hukuman bakar yang dijatuhkan oleh kaumnya, Nabi Ibrahim memutuskan untuk berhijrah demi menyebarkan ajaran tauhid ke wilayah lain. Bersama istrinya, Sarah, dan keponakannya, Luth, beliau meninggalkan tanah kelahirannya menuju negeri Syam yang kini dikenal sebagai wilayah Palestina.