Nabi Ibrahim, Salah Satu Nabi yang Paling Taat dan Setia kepada Allah SWT

--FOTO ISTIMEWA

Di Palestina, Nabi Ibrahim melanjutkan dakwahnya dengan penuh semangat. Beliau menghadapi masyarakat yang menyembah berhala dan benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan matahari. Dengan hikmah dan kebijaksanaan, Nabi Ibrahim mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan tersebut dan beriman kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.

 

Selama berdakwah di Palestina, Nabi Ibrahim juga melakukan perjalanan ke Mesir. Di sana, beliau menghadapi tantangan baru ketika Raja Mesir tertarik kepada istrinya, Sarah. Namun, dengan pertolongan Allah, Sarah dilindungi dari niat buruk sang raja dan mereka diberi hadiah berupa Hajar yang kemudian menjadi istri kedua Nabi Ibrahim.

 

Setelah kembali ke Palestina, Nabi Ibrahim dan Sarah masih belum dikaruniai keturunan. Atas izin Sarah, Ibrahim menikahi Hajar yang kemudian melahirkan putra pertama mereka, Ismail. Beberapa waktu kemudian, Allah juga menganugerahkan seorang putra kepada Sarah, yaitu Ishak. Kedua putra ini kelak menjadi nabi dan melanjutkan dakwah ayah mereka.

 

Nabi Ibrahim juga dikenal karena perannya dalam membangun Kakbah di Mekah bersama putranya, Ismail. Pembangunan ini menjadi pusat ibadah bagi umat Islam hingga saat ini. Selain itu, beliau menetapkan berbagai ritual haji yang menjadi rukun Islam kelima.

 

Melalui hijrah dan dakwahnya di berbagai wilayah, Nabi Ibrahim menunjukkan keteguhan iman dan ketaatan kepada Allah SWT. Beliau menjadi teladan bagi umat manusia dalam menyebarkan ajaran tauhid dan menghadapi berbagai tantangan dengan sabar dan tawakal.

 

Menjelang akhir hayatnya, Nabi Ibrahim AS menerima kunjungan dari Malaikat Izrail yang menyamar sebagai seorang lelaki tua berpenampilan lusuh. Tanpa menyadari identitas tamunya, Ibrahim mempersilakan masuk dan menjamunya dengan baik. Setelah beberapa waktu, Malaikat Izrail mengungkapkan jati dirinya dan menyampaikan bahwa ia datang untuk mencabut nyawa Ibrahim.

 

Terjadi dialog antara keduanya, di mana Ibrahim sempat bertanya, ’’Apakah seorang kekasih mencabut nyawa orang yang dicintainya?” Malaikat Izrail kemudian menyampaikan pesan dari Allah SWT bahwa seorang kekasih pasti ingin bertemu dengan yang dicintainya. Mendengar hal itu, Nabi Ibrahim pun menerima dengan ikhlas dan menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah.

 

Setelah wafat, Nabi Ibrahim dimakamkan di sebuah kebun miliknya yang dikenal sebagai Perkebunan Hairun. Lokasi ini kemudian menjadi tempat yang dihormati dan sering dikunjungi oleh para peziarah.

Tag
Share