Tembok TPU Talang Ambrol Diterjang Hujan Deras, Lima Makam Rusak

Tembok pondasi TPU Talang di Teluk Betung Selatan roboh akibat hujan deras, lima makam rusak. -FOTO IST -

’’Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, terutama saat hujan deras turun,” tutup Rudy.

Diberitakan sebelumnya, menjelang akhir pekan, cuaca ekstrem diprediksi kembali melanda sejumlah wilayah di Provinsi Lampung. BMKG Lampung mengeluarkan peringatan dini atas potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.

BACA JUGA:Pengemudi Ojol Tiba-Tiba Pingsan di Bandarlampung, Polisi Lalu Lintas Langsung Berikan Bantuan

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Haryanto, menyampaikan bahwa suhu udara saat ini berada di kisaran 23,0°C – 33,0°C. Namun, untuk wilayah Lampung bagian barat, suhu berkisar lebih rendah yakni 17,0°C – 31,0°C. Kelembapan udara juga tercatat tinggi, yakni antara 50% hingga 98%.

’’Secara umum, arah angin bertiup dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan antara 5–15 knot atau 9–28 km/jam,” ujarnya pada Kamis, 10 April 2025.

BMKG memprediksi kondisi cuaca di Lampung pada pagi hari cenderung berawan, namun pada siang hingga dini hari berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai kilat dan petir. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga 13 April 2025.

Rudy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

“Waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang di wilayah Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur, Metro, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, dan Tulang Bawang pada siang hingga sore hari. Sedangkan pada malam hari, potensi hujan lebat diprediksi terjadi di Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Tengah, Tulang Bawang, dan Tulang Bawang Barat,” tegasnya.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG dan mempersiapkan langkah antisipasi, terutama di wilayah rawan bencana.

Sebelumnya Musim kemarau tahun ini di Indonesia diprediksi mulai terjadi pada periode April hingga Juni, dengan total 403 zona musim (ZOM) atau sekitar 57,7 persen wilayah. Nusa Tenggara diperkirakan menjadi daerah yang lebih dahulu mengalami musim kemarau dibanding wilayah lainnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kemarau 2025 terjadi secara normal hingga sedikit lebih lambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 409 ZOM atau sekitar 59 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau dalam rentang waktu tersebut.

BACA JUGA:Warga Bandarlampung Serbu Emas Usai Lebaran, Stok di Galeri 24 Teluk Betung Habis

Dari sisi curah hujan, BMKG memprediksi bahwa sebagian besar wilayah akan mengalami kondisi normal, yaitu curah hujan yang tidak lebih basah maupun lebih kering dibanding biasanya.

Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus di sebagian besar wilayah Indonesia. Uniknya, beberapa wilayah justru diprediksi mengalami puncak musim kemarau lebih awal dari biasanya.

Durasi musim kemarau tahun ini juga bervariasi. Di wilayah Sumatera dan Kalimantan, kemarau diperkirakan berlangsung singkat, hanya sekitar 6 dasarian atau dua bulan. Sementara di sebagian wilayah Sulawesi, musim kemarau bisa berlangsung lebih dari 24 dasarian atau sekitar delapan bulan. 

Tag
Share