Tembok TPU Talang Ambrol Diterjang Hujan Deras, Lima Makam Rusak

Tembok pondasi TPU Talang di Teluk Betung Selatan roboh akibat hujan deras, lima makam rusak. -FOTO IST -
BANDAR LAMPUNG – Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung pada Minggu (13/4/2025) sore menyebabkan tembok pondasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Talang di Jalan WR Supratman, Teluk Betung Selatan, roboh. Peristiwa itu mengakibatkan lima makam rusak parah.
Tak hanya itu, saluran pipa air milik warga juga ikut tertimbun material longsor. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, warga setempat langsung menutup jalan di samping TPU yang terdampak longsor.
Salah satu warga, Iwan, yang rumahnya persis berada di samping tembok TPU mengaku terkejut saat mendengar suara gemuruh keras di tengah hujan.
“Saya dengar suara seperti benda besar runtuh, saya langsung keluar rumah. Ternyata tembok TPU ambrol,” kata Iwan.
Ia bersama warga lainnya langsung membersihkan sisa-sisa tanah longsor yang juga memutus jalur pipa air ke rumahnya.
BACA JUGA:Wagub Jihan Tegaskan Komitmen Lampung dalam Pembangunan Ramah Lingkungan dan Tangguh Bencana
“Pipa air ke rumah saya juga patah kena longsoran. Kami langsung bantu bersih-bersih reruntuhan biar nggak makin parah,” jelasnya.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki tembok yang ambrol agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut, terutama saat musim hujan masih berlangsung.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung kembali memperpanjang peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang diperkirakan masih melanda wilayah Lampung hingga beberapa hari ke depan.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto menjelaskan perpanjangan ini dilakukan karena kondisi atmosfer di wilayah Lampung masih sangat mendukung terbentuknya awan konvektif.
’’Terpantau adanya belokan angin dan konvergensi pada ketinggian 3.000 kaki. Massa udara yang masuk wilayah Lampung didominasi dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 8–17 knot. Kelembapan udara di lapisan 850 mb – 500 mb masih tinggi, antara 60% hingga 95%. Ini mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif secara lokal masih sangat besar,” jelas Rudy, Minggu (13/4).
Ia menambahkan saat ini Lampung sedang berada dalam masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau. Kondisi ini kerap ditandai dengan cuaca yang tidak menentu, termasuk hujan deras disertai angin kencang dan petir.
BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di sejumlah wilayah pada 13–16 April. Wilayah terdampak meliputi Bandarlampung, Lampung Tengah, sebagian Lampung Timur, Lampung Utara, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Waykanan, dan Mesuji.