FTBI 2025 Jenjang SMP Jadi Wadah Pelestarian Bahasa Lampung untuk Penutur Muda

FTBI JENJANG SMP: Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Lampung 2025 jenjang SMP diikuti 120 peserta.--FOTO MK-LIA NANDA AGUSTINA/RLMG

BANDARLAMPUNG - Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Lampung 2025 jenjang SMP menjadi ajang memperkuat identitas daerah sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa dan budaya Lampung. Kegiatan ini menjadi ruang bagi siswa untuk berkreasi dan berprestasi dalam melestarikan bahasa ibu di tengah arus globalisasi.

 

FTBI jenjang SMP diikuti 120 peserta. Ada empat cabang yang diperlombakan. Yakni pidato berbahasa Lampung, menulis aksara Lampung, cerpen bahasa Lampung, dan stand up comedy berbahasa Lampung. Antusiasme peserta yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Lampung membuat suasana festival semakin meriah.

 

Kepala Balai Bahasa Provinsi Lampung Halimi Hadibrata menjelaskan bahwa tujuan utama FTBI tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni melestarikan, membina, dan mengembangkan bahasa Lampung bagi penutur muda melalui jalur pendidikan. ’’Tahun ini hampir semua kabupaten/kota sudah melaksanakan FTBI tingkat daerah. Antusiasme sekolah meningkat dan dukungan dari pemerintah daerah juga semakin kuat,” ujarnya di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Lampung, Kamis (30/10). 

 

Halimi menambahkan, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya revitalisasi bahasa daerah yang kini semakin terancam punah. ’’Para pemenang diberikan uang pembinaan dan sertifikat penghargaan sebagai bentuk apresiasi. Prestasi di bidang bahasa Lampung ini bisa menjadi nilai tambah bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya melalui jalur prestasi,” ucapnya.

 

Sementara Rusaini, guru pembimbing SMPN 3 Pardasuka, Pringsewu, mengatakan bahwa pihak sekolah sangat mendukung kegiatan ini. ’’Bahasa Lampung merupakan wujud pelestarian budaya. Anak-anak sangat antusias. Bahkan, mereka sendiri yang meminta untuk ikut lomba,” tuturnya.

 

Salah satu peserta lomba pidato, Azka dari SMPN 3 Pardasuka, mengaku bangga bisa mewakili sekolah. ’’Motivasinya agar bisa melestarikan budaya dan bahasa Lampung. Tantangannya harus hafal naskah pidato dan berani tampil,” katanya. 

 

Senada, Maisya dari SMPN 1 Pringsewu, menuturkan bahwa belajar bahasa Lampung penting agar identitas daerah tetap terjaga.

 

Tag
Share