RAHMAT MIRZANI

Impor Tekstil Ilegal Bikin Industri Tekstil Kolaps

TEKSTIL ILEGAL: Ribuan gulung tekstil diduga Ilegal ditemukan oleh Satgas Impor pada 1 Agustus 2024. --FOTO ISTIMEWA

”Sehingga cukup sulit untuk pemeriksaan di custom (bea cukai) di pelabuhan. Kadang-kadang tidak semuanya bisa teridentifikasi dengan jelas. Seharusnya ada inspeksi untuk pertimbangan teknis secara cermat untuk itu,” ungkap Tauhid.

 

Menurut Tauhid, kondisi demikian tentu menghantam produsen-produsen tekstil pasar dalam negeri. Dalam 2-3 tahun terakhir pertumbuhan industri tekstil terbilang rendah. Bahkan negatif dalam setahun terakhir.

 

Tecermin dari laporan indeks kepercayaan industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang mencatatkan perlambatan 0,10 poin menjadi 52,40 per Juli. Lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 52,50. Industri tekstil mengalami kontraksi bersama subsektor kertas dan barang dari kertas serta industri mesin.

 

 

Tauhid menyebutkan bahwa pengungkapan yang dilakukan satgas Kemendag nilainya masih kecil. Mengingat, praktiknya tentu tidak hanya di satu tempat saja. Seharusnya pengungkapan dilakukan di semua pelabuhan besar atau kecil di Indonesia. Selain itu penting memperkuat satgas dengan pihak independen. 

 

”Jadi jangan pelabuhan utama saja. Karena mungkin saja jalur yang dilalui bukan jalur-jalur yang formal. Justru jalur-jalur tikus yang tidak kelihatan. Sebenarnya mudah tinggal dilacak saja dari hulu ke hilir. Misalnya, dari hilir di Pasar Tanah Abang ditelusuri rantai pasok dari mana,” beber Tauhid.

 

 

Praktik perdagangan ilegal tersebut tentu bakal sangat memukul perekonomian nasional. Apalagi purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di bawah zona ekspansi. Yakni hanya di level 49,3.

 

Nah, salah satu indikasi pelemahan PMI adalah pemenuhan kebutuhan domestik tidak cukup. Artinya, barang yang dibeli atau masuk lebih banyak daripada barang yang keluar dari sisi industri. Apalagi, sejumlah produsen tekstil dalam negeri sudah menghentikan produksinya.

Tag
Share