Listrik Sudah Pulih 100 Persen, Apindo Minta Kompensasi PLN

Kamis 06 Jun 2024 - 19:53 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Abdul Karim

Dirinya pun mengatakan jika seharusnya PLN sudah bisa memprediksi serta mendeteksi sejak awal terhadap kerusakan yang bersifat besar tersebut. ”Ini karena sifatnya makro. Tapi kalau kerusakan kecil barang kali memang tidak diprediksi,” ttukadnya. 

Karena itu, pihaknya meminta kepada PLN untuk dapat melakukan evaluasi sehingga hal serupa tidak akan terjadi di kemudian hari. Kemudian PLN juga tidak cukup sekadar minta maaf, namun harus ada tindak lanjut dari persoalan ini. 

Seperti diberitakan sebelumnya, pemadaman listrik (blackout) oleh PLN dalam dua hari terakhir (4–5/6) di Provinsi Lampung hampir selama 40 jam. Meskipun pada beberapa wilayah ada yang sempat hidup, tetapi beberapa jam kemudian mati lagi.

Dalam dua hari terakhir (4–5/6) pemadaman listrik oleh PLN merata di wilayah Lampung ini pun betul-betul membuat perekonomian lumpuh. Tidak terkecuali dengan layanan publik pemerintah seperti kependudukan dan kesehatan.

Seperti disampaikan Wakil Ketua Umum (WKU) Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Romi Junanto Utama. Menurutnya seperti minimarket UKM yang mengandalkan listrik dan pembayaran digital, restoran, hingga pedagang pinggir jalan banyak yang terpaksa tutup selama dua hari tersebut.

Begitu juga pom bensin Pertamina dan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) perbankan yang sepenuhnya mengandalkan listrik tidak bisa beroperasi. ’’Apabila masyarakat yang tidak membawa uang tunai pastinya juga kelimpungan," jelas pria yang juga memiliki usaha bidang perdagangan dan jasa ini, Rabu (5/6).

Kemudian sektor pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga mengalami gangguan luar biasa. ’’Demikian halnya aktivitas ibadah, dua hari ini sampai azan saja sepi sekali," jelas Romi.

Itu menurutnya belum termasuk aktivitas masyarakat lainnya yang juga sangat terganggu. Meski sempat hidup sebentar kemudian mati lagi, hidup lagi, dan mati lagi.

Terjadinya blackout ini, Romi menilai listrik seperti monopoli PLN yang menguasai hajat orang banyak. ’’Jadi harus ada perbaikan manajemen PLN, ini harus menjadi prioritas," tegasnya.

Pantauan Radar Lampung pun memang banyak aktivitas yang harus terhenti akibat pemadaman listrik ini. Mulai kesulitan masyarakat mengakses air bersih untuk kebutuhan mandi, masak, dan lainnya. Aktivitas transaksi nontunai terganggu, seperti ojek online tidak dapat menerima orderan karena tak terhubung dengan internet.

Terpantau di kompleks kantor Gubernur Lampung misalnya, para pegawai banyak yang tidak bisa melakukan aktivitas karena terkendala internet dan listrik. 

Bahkan di Bandarlampung, masyarakat yang hendak mengisi bahan bakar umum terpaksa harus putar balik lantaran SPBU-nya tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu. Bukan karena kehabisan stok bahan bakar, melainkan dampak dari padamnya listrik sejak yang mengharuskan penggunaan genset atau pembangkit listrik darurat. "Ga bisa ngisi Mbak, mati listrik," kata salah satu petugas SPBU Palapa.

Petugas SPBU Palapa ini menyebut karena terlalu lama penggunaan genset, mesin di SPBU-nya menjadi panas dan akhirnya rusak. "Tadi (kemarin) pagi masih bisa pakai genset, tapi karena mesinnya panas ga dipakai lagi, rusak," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya masih mengupayakan perbaikan mesin pembangkit listrik cadangan tersebut walaupun tidak tahu kapan waktu selesai dan bisa beroperasi kembali. "Sekarang masih diperbaiki, tapi gaktau sampai kapannya," ungkapnya.

Sementara, banyak ASN di lingkungan kantor Pemerintah Kota Bandarlampung yang terpaksa pulang saat jam kerja kaena tidak ada yang bisa dikerjakan akibat mati istrik. Seperti pantauan Radar Lampung pukul 10:30 WIB  mulai pelayanan Adminduk yang sejak Selasa (4/6) pelayanan lainnya yang berhubungan dengan komputerisasi masih belum bisa dilakukan.

Terlihat banyaknya ASN pulang, parkiran Pemkot Bandarlampung pun menjadi lengang dari kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Bahkan sebagain ruangan di kantor tersebut dibiarkan gelap gulita karena keterbatasan mesin pembangkit listrik darurat atau genset.

Kategori :