"Lah terus kenapa kamu kok kenalin nama ibumu Jubaidah?" tanya Zea
"Nggak papa pengen aja." jawab Shinta. Auris hanya melihat Shinta dengan tatapan bingung.
"Oh iya nama kamu siapa?" tanya Zea pada Auris
"Aku Auristela Allisya Lesham Shaenette Dirgantara. Panggil aja Auris" ucap Auris.
"Hehe, aku boleh tebak ya ibu bapakmu saat memberi namamu niat banget" ucap Zea
"Kok niat?" tanya Shinta
"Iya ngasih namanya panjang banget" jawab Zea
"Mungkin iya kali" ucap Auris
"Iya juga ya panjang banget. Nggak kebayang aku saat dia mengisi nama saat ujian. Pasti temennya udah ngerjain soal dia masih mengisi nama." ucap Shinta
"Sudah-sudah ayo sekarang kita kembali kerja saja." ucap Zea. Shinta dan Zea meninggalkan meja Auris dan kembali ke meja mereka masing-masing
Saat bekerja Auris menengok ke arah di sekitarnya. Mengapa mereka tidak bekerja tapi malah melakukan kegiatannya masing-masing seperti makan, bermake-up, telponan dengan pacarnya, dan lainnya. Ini adalah hal yang membuat Auris bingung mengapa mereka tidak melakukan pekerjaan mereka saja bukan malah melakukan hal yang dilarang dilakukan saat jam kantor. Apakah mereka tidak takut akan dimarahi oleh atasan mereka.
"Zea, Shinta mengapa mereka tidak bekerja bukan malah melakukan hal yang tidak berguna?" tanya Auris pada Shinta dan Zea yang kebetulan tempat meja mereka berdekatan.
"Biarkanlah. Mereka memang seperti itu dari dulu." jawab Zea
"Iya, bahkan kami juga sudah pernah menegur namun tak didengarkan juga oleh mereka" ucap Shinta
"Loh kenapa mereka tak menanggapi ucapan kalian?" tanya Auris
Kategori :