Hatta melanjutkan, permintaan terhadap produk Bata yang diproduksi di pabrik Purwakarta juga terus mengalami penurunan.
"Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat," pungkas Hatta dalam keterangannya tersebut.
Sepatu Bata sendiri sudah hadir di tanah air sejak sebelum masa kemerdekaan, tepatnya tahun 1931.
Dikutip dari laman resminya, pada tahun tersebut, Bata melakukan kerjasama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.
Berselang enam tahun, Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, Jakarta Selatan, dan resmi memproduksi sepatu pada 1940.
Pada 24 Maret 1982, PT.Sepatu Bata, TBK terdaftar di Jakarta Stock Exchange. Kemudian pada 1994, konstruksi pabrik sepatu Bata di Purwakarta telah rampung, pabrik yang kini telah berhenti berproduksi.(jpc/nca)