BANDARLAMPUNG - Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Desi Ari Pressanti, S.S., M.Hum. mengungkap berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa daerah kini merupakan sebuah realitas yang memprihatinkan. Padahal, generasi muda memegang tongkat estafet eksistensi sebuah bahasa daerah.
’’Karena itu diperlukan sebuah upaya pelindungan bahasa daerah yang di dalamnya menyertakan generasi muda sebagai agen atau tunas transmisi bahasa antargenerasi,” ungkap Desi pada pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi di Hotel Novotel Lampung, Senin (6/11).
Saat ini berdasarkan pemetaan bahasa yang telah dilakukan Kantor Bahasa Provinsi Lampung, kata Desi, terdapat tujuh bahasa daerah yang ada di Provinsi Lampung. Yaitu bahasa Lampung, Bali, Jawa, Sunda, Bugis, Ogan, dan Basemah/Semende.
Dikatakan Desi, bahasa Lampung sendiri menjadi bahasa daerah utama yang digunakan masyarakat asli. ’’Karena itu, bahasa Lampung menjadi sasaran kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah 2023 yang puncaknya adalah kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi pada 6-8 November 2023 di Hotel Novotel Lampung,” katanya.
Kegiatan ini, rinci Desi, diikuti siswa-siswa SD dan SMP dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung dengan total peserta 240 orang siswa SD dan SMP serta 70 guru pendamping. Mereka akan berlomba pada 8 cabang perlombaan. Masing-masing 4 cabang lomba untuk SD dan 4 cabang untuk SMP
Untuk tingkat SD yaitu mendongeng dalam bahasa Lampung, berpidato dalam bahasa Lampung, menulis puisi berbahasa Lampung, dan membaca aksara Lampung. Lalu untuk tingkat SMP yaitu komedi tunggal berbahasa Lampung, berpidato bahasa Lampung, menulis cerita pendek dalam bahasa Lampung, dan menulis aksara Lampung
Dari setiap cabang lomba tersebut, kata Desi, masing-masing akan dipilih tiga pemenang putra dan tiga pemenang putri. Pemenang I akan menerima hadiah sebesar Rp2.000.000, pemenang II Rp1.500.000, dan pemenang III Rp1.000.000. ”Para pemenang I dari tiap kategori ini juga pada 2024 direncanakan mengikuti Festival Bahasa Ibu Tingkat Nasional di Jakarta,” katanya.
Desi berharap FTBI ini dapat dijadikan media untuk menyosialisasikan hasil pembelajaran bahasa daerah dalam kegiatan revitalisasi kepada masyarakat luas. Penyelenggaraan FTBI juga diharapkan menjadi stimulus dan penggerak kepedulian masyarakat terhadap pelestarian bahasa daerah Lampung.
”Meskipun Festival Tunas Bahasa Ibu bukanlah tujuan utama dalam revitalisasi bahasa daerah, tidak ada salahnya jika kita memberikan apresiasi kepada anak-anak dan guru bahasa Lampung dari berbagai kabupaten dan kota di Lampung yang telah berpartisipasi dalam melaksanakan program Merdeka Belajar Episode 17. Semoga dengan terlaksananya kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 ini, anak-anak kita menjadi mau, semakin pandai, dan selalu bangga berbahasa Lampung,” ungkapnya.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbudristek Dikti Hafidz Muhsin, M.Si. menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada gubernur Lampung beserta jajarannya atas dukungan luar biasa dan terus-menerus dalam rangka pelestarian bahasa daerah di Lampung. ”Demikian juga kepada para guru pendamping dan guru master yang telah mengikuti bimbingan teknis serta mengimbaskannya kepada seluruh satuan Pendidikan, baik tingka SD maupun SMP dalam rangka pelestarian bahasa daerah,” ucapnya. (rim/c1/ful)
Kategori :