Pasca Pemilu, Harga Kebutuhan Pokok di Lampung Utara Melonjak

Jumat 16 Feb 2024 - 20:54 WIB
Reporter : Fahrozi Irsan Toni
Editor : Agung Budiarto

 

KOTABUMI - Harga beras di wilayah Lampung Utara (Lampura) tembus Rp16.000/kg. Kondisi ini pas c a Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Rebublik Indonesia.

Untuk kualitas premium, bahkan di atasnya seperti jenis paten sampai Rp17.000/kg. Demikian juga lainnya seperti bawang merah, cab ai merah , dan telur. 

Berdasarkan pantauan, Kamis ( 15 /2) , harga berasa di pasaran, Kotabumi dan sekitarnya menembus Rp160 ribu/10 kg, atau Rp 16.000/kg. Seperti merk Kembang Kol, sementara dibawahnya SJ, atau Udang Rp158 - 150 ribu/10kg. 

Untuk kualitas dibawahnya seperti Ramos, dijual Rp 13.000/kg, atau Rp130 ribu/ 10kg. Harga tersebut mengalami kenaikkan, khususnya beberapa pekan belakang.

BACA JUGA:Terpidana Korupsi Bandara Radin Inten II Kembalikan Uang Kerugian Negara Rp3 M

Meski hari besar keagamaan, atau perayaan hari raya tidak ada namun harga sejumlah bahan pokok terus mengalami kenaikkan khususnya beras.

"Kalau naik, kami rasa kenaikkannya terjadi hampir setiap hari buka lagi Minggu/ pekan. Kalau sebelumnya itu hampir setiap pekan," ujar salah seorang warga, Andi Wijaya.

Belum lagi itu diikuti dengan kenaikkan bahan pokok lain, seperti telur di harga Rp 28 -29 ribu/kg. Dari sebelumnya hanya Rp26 ribu/kg, demikian juga bawang merah kini berada di Rp32 ribu/ kg dari sebelumnya Rp28 ribu/ kg.

BACA JUGA:Kelelahan, Personel Pam di Lampung Utara dan Tubaba Cek Kesehatan

"Kalau beras, itu sudah beberapa hari ini harganya terus naik. Kemungkinannya hari ini saja bakalan naik, karena stok juga kurang. Maklum pasca kemarau, dan cuaca belum stabil," timpal salah seorang pedagang di Pasar Central Kotabumi, Rini kepada wartawan ini.

Disisi lain, dinas perdagangan mencatat selain berasa beberapa Haga pokok mengalami kenaikkan. Seperti bawang merah misalnya, bila sebelumnya dapat dibeli dengan harga Rp 28.000/kg saat ini dijual Rp 32.000/kg. Juga harga daging ayam, yang saat ini telah menyentuh Rp65 ribu/ kg.

"Itu untuk ukuran besar, saat ini di rentang Rp65 -70 ribu/ ekor. Kalau sebelumnya masih Rp50 - 55 ribu/ ekor-nya. Juga tomat, sekrang masih dikisaran Rp15 - 16 ribu/kg," tambah Penilik Dinas Perdagangan Cristin mewakili Kabid, Frans.

BACA JUGA:Terjebak Kereta Lewat, Pelaku Curanmor Tertangkap

Sebagai informasi Dinas Perdagangan Kabupaten Lampura mencatat harga beras kualitas medium berkisar Rp 12.000 -13.000/kg. 

Dan tak menampik kenaikkan terjadi hampir di setiap hari, sehingga diperlukan usaha dalam menekan harga salah satu kebutuhan pokok masyarakat itu. 

Seperti operasi pasar (OP) beras murah, yang saat ini diklaim sedang dikoordinasikan dengan Pemprov Lampung."Hasil pemantauan tim dilapangan, saat ini harga beras memang sedang tinggi. Mulai dari Rp 12.000 - 15.000/kg, untuk medium sampai premium. Bahkan lebih untuk kualitas diatasnya," kata Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan (Disdag) Lampura, Frans Tanada.  

BACA JUGA:Petani di Metro Lampung Mengeluh, Banyak Tanaman Padi yang Roboh

Sebelumnya Harga beras di Kabupaten Mesuji mengalami lonjakan signifikan. Di mana saat ini mencapai Rp15.000 per kilogram.

Pantauan Radar Lampung di sejumlah pasar tradisional menunjukkan harga beras lokal Rp14.000 per kg, beras medium merek Rojolele Rp14.000 per kg, beras medium merek UGM Rp14.500 per kg, beras premium merek GW Rp14.500 per kg, dan beras premium merek cumi-cumi Rp15.000 per kg.

Menurut Novi (32), salah seorang warga, pembelian beras merek Rojolele seharga Rp130.000 per kilogramnya, bahkan untuk kurang dari 10 kilogram hanya mencapai sekitar Rp 9 kilogram beratnya.

"Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak bulan Januari, semoga harga segera turun," ujarnya.

Para pelaku usaha juga mengaku bingung dengan kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama beras. Karim (45), pemilik rumah makan, mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras turut berdampak pada penjualan.

BACA JUGA:Media Massa ’Gagal Panen' di Pemilu 2024

"Saya memang jual nasi campur dengan harga Rp 10 ribu tapi dengan naiknya harga beras, saya sedikit mengurangi takaran nasi tersebut," jelasnya.

Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemkab Mesuji, Yudhi Oktav, mengonfirmasi bahwa harga beras di sejumlah pasar tradisional di Mesuji mengalami kenaikan yang signifikan.

Yudhi menjelaskan bahwa kenaikan harga beras dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti gangguan cuaca, kenaikan harga produksi, dan keterbatasan ketersediaan air yang mengakibatkan penurunan hasil produksi.

’’Selain itu, harga beras secara nasional sejak awal tahun 2024 juga masih tinggi, bukan hanya di Kabupaten Mesuji," tambahnya. (ozy/ c1/ abd)

Kategori :