JAKARTA – Universitas Terbuka (UT) mengalokasikan dana Rp37,1 miliar untuk riset atau penelitian. Hal ini disampaikan Rektor UT Ojat Darojat di kampus UT Tangerang Selatan, Selasa (13/2).
’’Jadi dosen kami tidak perlu berebut dana penelitian di kementerian. Dana penelitian sudah disiapkan UT. Sudah cukup besar,” katanya di sela penyerahan kontrak penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM).
Ojat mengatakan, UT terus memotivasi para dosen untuk berinovasi. ’’Selain melakukan penelitian, juga bisa dalam bentuk PKM. Salah satu prioritas riset adalah di ekosistem teknologi pendidikan jarak jauh (PJJ). Harapannya, proses kuliah jarak jauh berbasis digital semakin bermutu,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Diterima Pemkab Pesawaran, Puluhan Mahasiswa Darmajaya Bangun 8 Desa Sebulan ke Depan
Selain itu, kata Ojat, fokus penelitian adalah manajemen pengelolaan PJJ. ’’Upaya ini penting. Tingkat keaktifan mahasiswa yang mengikuti kuliah jarak jauh harus terus dijaga. Jangan sampai ada mahasiswa jarak jauh yang tidak aktif karena tidak mengambil mata kuliah,’’ ungkapnya.
Ojat menegaskan, tidak ada alasan bagi dosen untuk tidak melakukan penelitian maupun PKM. ’’Pasalnya, tugas dosen terikat dengan tridharma perguruan tinggi. Jadi selain melakukan pengajaran, dosen juga memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat,’’ katanya.
BACA JUGA:Temu Tokoh Agama Sedunia dalam AICIS 2024, Ini Harapannya!
Sedangkan Ketua LPPM UT Dewi Artati Padmo Putri menargetkan ada 500 judul proposal penelitian yang didanai. ’’Setiap judul proposal mendapatkan alokasi pendanaan yang berbeda-beda. Untuk kategori penelitian dasar menerima Rp50 juta. Kemudian penelitian terapan menerima Rp100 juta. Penelitian pengembangan Rp150 juta. Selain itu, ada juga untuk dosen pemula sekitar Rp30 juta/judul proposal. Seluruh proposal harus melalui seleksi. Bagi yang lolos siap didanai,’’ paparnya.
Selain penelitian, Dewi mengatakan juga ada kegiatan PKM. Tahun ini dialokasikan sebanyak 60 program desa binaan di 19 desa. “Bentuknya berbeda-beda sesuai dengan potensi desanya apa,” katanya.
Ada desa yang potensi di pertanian singkong, kata Dewi, maka diberikan pendampingan pengolahan komoditas singkong. (jpc/c1/ful)