BANDARLAMPUNG – Harga telur ayam terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir.
Per 1 November 2025, harga telur di pasaran tembus hingga Rp31 ribu per kilogram, naik sekitar Rp2.000–Rp3.000 dari harga normal.
Kenaikan ini membuat para pedagang kelimpungan karena berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang menurun.
Salah satu pemicu meningkatnya harga telur diduga berasal dari tingginya permintaan untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menggunakan telur sebagai salah satu bahan pokok utama.
Menurut Siti Wamah (63), pedagang telur di Pasar Tempel PJKA Stasiun Labuhan Ratu, telur kini menjadi komoditas yang paling dicari.
“Saya jual Rp28 ribu per kilo, tapi tetap saja pembeli mulai berkurang karena harga di tempat lain sudah lebih tinggi,” ujarnya, Jumat (1/11).
Perbedaan harga juga terlihat di beberapa titik pasar.
Di Pasar Untung, harga telur kini mencapai Rp29 ribu per kilogram, bahkan di tingkat eceran atau warung kecil bisa tembus Rp31 ribu.
Meli (35), pedagang telur di pasar tersebut, mengaku kenaikan harga ini membuat penjualan menurun drastis.
“Kalau di pasar masih 29 ribu per kilo, tapi di warung-warung bisa sampai 31 ribu. Pembeli banyak yang ngeluh,” katanya.
Meli berharap harga kebutuhan pokok, terutama telur, bisa segera kembali stabil agar pedagang tidak terus merugi dan masyarakat bisa kembali membeli tanpa beban.(*).