“Saat tiba di Ducati, saya langsung merasa berada di tempat yang tepat,” ucap Marquez.
Sejak tes pramusim 2025, satu tujuan besarnya jelas: merebut kembali mahkota juara dunia.
“Saya tahu dari pengalaman, segalanya bisa berubah dalam semalam. Berusaha keras belum tentu menjamin kemenangan, tapi itu sudah berarti banyak. Saat saya pensiun nanti, saya akan sadar bahwa saya sudah berjuang semaksimal mungkin,” tegasnya, dikutip dari MotoGP.com.
Kini, di Sirkuit Motegi pada 26–28 September 2025, kesempatan emas menanti.
Jika berhasil, Marquez bukan hanya menambah gelar kesembilan, tetapi juga membuktikan diri sebagai pebalap yang sanggup bangkit dari cedera parah dan kembali dengan kekuatan baru.
Dalam sejarah 76 tahun MotoGP, hanya ada satu pembalap yang mampu kembali menjadi juara dunia kelas utama setelah jeda lebih dari tiga musim, yakni Casey Stoner.
Ia meraih titel bersama Ducati pada 2007 dan kembali berjaya pada 2011 bersama Honda.
Sejak terakhir kali menjadi juara dunia pada 2019, Marquez harus menunggu lima tahun penuh penderitaan, melewati operasi, trauma, hingga keterbatasan fisik yang sempat membuatnya diragukan.
Kini, pintu menuju takhta kembali terbuka di Motegi.
Jika sukses, Marc Marquez tidak sekadar menyamai catatan Rossi, tetapi juga mencatatkan salah satu comeback paling bersejarah di dunia olahraga balap.(*)