BLAMBANGANUMPU — Masyarakat Kampung Purwaagung, Kecamatan Negarabatin, Waykanan mempertanyakan kualitas dan proses pembuatan jembatan alternatif Way Purwa Agung IV dan III.
Pekerjaan itu dinilai tidak layak, tergesa-gesa, dan sudah rusak hanya beberapa hari setelah digunakan. Mirisnya, pemasangan jembatan dilakukan tanpa koordinasi dengan Kepala Kampung maupun Camat setempat.
Kepala Kampung Purwagung, Ansori, mengatakan ia tidak dilibatkan sejak awal pelaksanaan.
"Saya sama sekali tidak diajak ketika rekanan memulai pembuatan jembatan alternatif tersebut, padahal lokasi jembatan itu tidak jauh dari rumah saya. Kalau saya diajak bicara, saya akan menegaskan rekanan harus memikirkan apakah jembatan itu mampu dilalui truk bermuatan. Kalau tidak, saya khawatir akan mencelakai pengguna jalan. Ternyata benar—belum dilewati truk saja jembatan itu sudah rusak," ungkap Ansori saat dikonfirmasi.
Ansori menyebut sejumlah kekurangan teknis dalam pekerjaan tersebut, antara lain pemasangan bronjong yang terkesan asal, kultur timbunan yang tidak diperhatikan, dan penimbunan tanpa pemadatan.
Menurutnya, kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat jalan itu berfungsi sebagai jalur alternatif utama.
"Semua kendaraan dari Pakuan Ratu, Negara Batin, Bahuga, Buay Bahuga, bahkan dari Belitang melintas di sini. Sampai hari ini, apa yang saya sampaikan kepada pengawas dan kepala pekerja seperti tidak digubris," tambahnya.
Kekhawatiran serupa disampaikan tokoh pemuda Kecamatan Negara Batin, Ali Said.
Ia menyoroti nilai proyek yang mencapai miliaran rupiah, namun hasilnya dianggap mubazir karena jembatan alternatif yang dibangun tidak layak pakai dan berpotensi membahayakan pengguna jalan.
"Pembangunan jembatan Way Purwa Agung IV seharusnya memberi manfaat, tetapi kenyataannya justru membahayakan. Dana APBD yang seharusnya untuk pembangunan berkualitas malah terkesan sia-sia," kata Ali Said.
Ali menegaskan ia sudah mengingatkan pekerja di lapangan soal ketinggian jembatan yang kurang dan tata cara pemasangan bronjong yang tidak benar—namun tidak mendapat respons memadai dari pekerja maupun pengawas.
Isu kurangnya transparansi proyek sempat memicu komentar publik ketika tidak ditemukan papan plang proyek di lokasi sehingga mendapat label "proyek siluman" saat viral di media sosial.
Namun hari ini terlihat plang proyek telah dipasang di kedua lokasi Way Purwa Agung IV—meskipun pemasangan plang tampak dilakukan belakangan.
Dari dokumen yang beredar, proyek Way Purwa Agung IV dikerjakan oleh CV. Puncak Karya Bersama dengan nomor kontrak 01/KTR/JBT/PGT-WPA4/V.03/VI/2025, nilai kontrak Rp1.477.000.000, dan masa kerja 120 hari. Konsultan pengawas tercantum CV. Jasa Teknik.
Berbeda dengan lokasi IV, pada jembatan Purwa Agung III warga tidak menemukan informasi proyek di lapangan—tidak ada plang yang menjelaskan pelaksana maupun pengawas, sehingga muncul kekhawatiran proyek tersebut bersifat “siluman”.