Ada Siswa Sekolah Rakyat
Membawa Ponsel Mahal
BANDARLAMPUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung akan mengalihfungsikan Terminal Panjang yang sudah lama terbengkalai menjadi SMA Siger. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana saat meninjau kondisi terminal tersebut belum lama ini.
Menurutnya, pembangunan Sekolah Siger merupakan bagian dari komitmen Pemkot Bandarlampung untuk memperluas akses pendidikan yang adil dan setara. Khususnya bagi siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri.
’’Lokasinya cukup besar. Bisa menampung seribu hingga dua ribu siswa. Sekolah ini akan menjadi harapan baru bagi anak-anak kita yang tidak diterima di negeri dan ingin terus belajar tapi terkendala biaya," ujarnya.
Sekolah Siger, kata Eva, akan berada di bawah naungan Yayasan Siger Prakarsa Bunda serta dirancang sebagai lembaga pendidikan gratis tanpa pungutan biaya apa pun dari para siswa dan orang tua.
Eva berharap keberadaan sekolah ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas pendidikan yang layak dan inklusif. Lalu pembangunannya dapat segera dilakukan.
Saat meninjau Terminal Panjang, Eva juga mengaku terkejut karena telah ditempati sejumlah warga dan pedagang yang mendirikan bangunan secara ilegal. ’’Saya minta tolong kepada Pak Camat dan Pak Kapolsek untuk memberikan pemahaman kepada warga serta pedagang yang menghuni lokasi Terminal Panjang. Dalam waktu dua bulan ke depan, mereka bisa mengosongkan area terminal. Gubuk-gubuk yang berdiri akan kita bongkar demi pembangunan sekolah baru," tegas Eva.
Dia pun meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat agar rencana ini dapat berjalan lancar dan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan masa depan pendidikan yang lebih cerah di Kota Tapis Berseri. "Kita ingin tempat ini menjadi sekolah harapan, tempat anak-anak mendapatkan masa depan yang lebih baik melalui pendidikan," ungkapnya.
Terpisah, Komisi V DPRD Provinsi Lampung menegaskan jangan ada anak miskin yang tertinggal dari akses pendidikan. Untuk itu, komisi ini akan mengawal ketat Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) untuk mengawasi dan memastikan pendidikan gratis tepat sasaran.
”Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa tujuan awal dari pendirian sekolah tersebut, yaitu memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dapat benar-benar terwujud,” ucap salah satu anggota Komisi V DPRD Lampung, Sasa Chalim.
Menurutnya, pengawasan akan dilakukan secara menyeluruh. Yaitu mencakup penerapan kurikulum nasional, proses seleksi siswa, hingga upaya pencegahan terhadap tindakan perundungan di lingkungan sekolah.
Pihaknya ingin memastikan pelaksanaan pendidikan di SRMA benar-benar sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Terutama dalam penerapan kurikulumnya.
Ia juga menekankan pentingnya ketepatan dalam seleksi calon siswa. Mengingat, SRMA ditujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga dalam kategori miskin ekstrem atau masuk dalam desil 1.