BACA JUGA:Polisi Selidiki Dugaan Perampasan Alat Musik Milik Pengusaha “Syila Musik”
Target terdekat, kata Ahmad Yudi, Azza akan mengikuti Singapore International Mathematics Olympiad Challenge (SIMOC) yang merupakan kompetisi lanjutan dari ajang SASMO. "Ini adalah kompetisi di mana anak-anak yang mendapat Gold Medal bisa ikut dari 33 negara yang jumlah peserta dibatasi kurang lebih 500 peserta dari semua level," ucapnya.
Ahmad Yudi yang merupakan dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera (Itera) menyatakan persiapan yang dilakukan Azza dengan mengikuti beberapa kursus yang di antaranya Nings Course untuk persiapan dan pemahaman soal olimpiade, Kumon yang telah mencapai level E (setara kelas 5 SD) untuk melatih drill soal, serta Sempoa SIP level Intermediate untuk melatih kecepatan berhitung. "Jadi persiapan yang kita lakukan juga didampingi oleh guru-guru dari SD PalmKids School," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ahmad Yudi berharap anak-anak berprestasi di usia dini menjadi perhatian bersama pemerintah daerah, baik di tingkat kota maupun provinsi.
’’Ini agar anak-anak yang punya potensi bisa terfasilitasi mengembangkan potensinya dengan kolaborasi yang dilakukan oleh semua pihak. Karena saya lihat potensinya sangat besar, tapi yang lebih disoroti memang di umur-umur yang sudah dalam tanda kutip sudah lumayan besar. Misalnya, level SD kelas empat sampai enam atau SMP dan SMA," ungkapnya.
"Sedangkan atensi untuk potensi anak di umur dini dari Preschool sampai SD kelas satu hingga tiga itu masih minim atensi. Itu saya harap bisa menjadi perhatian," sambung Ahmad Yudi.
Ahmad Yudi berharap ke depannya Azza dapat terus memaksimalkan potensinya. "Saya tidak menargetkan apa pun. Tapi, saya harap potensinya bisa dimaksimalkan. Dari potensi itu, Azza bisa mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan secara generalnya," harapnya. (pip)