Menurut laporan World Bank terbaru (2025), sektor manufaktur global mengalami perlambatan dengan penurunan pertumbuhan sekitar 1,7 persen akibat dampak geopolitik dan kebijakan dagang internasional. Hal ini turut menekan pelaku industri di negara berkembang seperti Indonesia.
Selain menampilkan teknologi, Pukka Indonusa juga memberikan edukasi langsung tentang bagaimana mengintegrasikan sistem digital secara bertahap. Dengan pendekatan yang relevan dan dapat disesuaikan untuk industri skala kecil hingga besar.
Dengan jaringan luas dan komitmen terhadap inovasi, Pukka Indonusa telah menjadi mitra strategis bagi banyak pabrik garmen dan industri untuk menghadirkan efisiensi produksi melalui teknologi terkini. Lebih dari sekadar produk, lanjut Suhadi, pihaknya memposisikan mesin dan software otomasi sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang.
”Investasi pada teknologi produksi bukan hanya soal efisiensi di lini produksi, tetapi sebagai multiplier yang mendorong daya saing, fleksibilitas, dan ketahanan bisnis di masa depan. Pendekatan ini membantu pelaku industri untuk tidak melihat teknologi sebagai biaya, melainkan sebagai penggerak pertumbuhan dan nilai tambah yang berkelanjutan,” imbuh Suhadi. (jpc)