Maksimalkan Penyerapan Gabah Petani Mesuji Bulog Pakai Mesin Dryer Lokal

Jumat 11 Apr 2025 - 17:14 WIB
Reporter : Ardian Mukti
Editor : Rizky Panchanov

MESUJI - Pada musim panen raya ini, Badan Urusan Logistik (Bulog) cukup kewalahan menyerap hasil panen padi milik masyarakat. 

Selain kapasitas gudang Bulog yang terbatas juga disebabkan oleh tidak mampunya mesin dryer yang digunakan Bulog untuk mengeringkan hasil panen padi milik petani. Akibatnya, Bulog membatasi penyerapan gabah petani per harinya agar tidak overload.

Pelaksanatugas (Plt.) Kepala Dinas Pertanian Mesuji Samsi Hermansyah mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji bersama stakeholder terkait telah mencoba memecahkan persoalan-persoalan tersebut.

"Dorongan dari Bupati Mesuji memang persoalan ini harus segera diselesaikan. Pada 10 April 2025 Pemkab Mesuji bersama stakeholder terkait melakukan pertemuan untuk memecahkan persoalan-persoalan ini," ujarnya.

Samsi menjelaskan persoalan Bulog membatasi penyerapan gabah petani itu bukan tanpa sebab. 

Faktornya mulai dari kapasitas gudang Bulog yang sudah overload, sehingga tidak mampu dipaksakan untuk menampung hasil panen masyarakat serta mesin pengering atau dryer padi yang terbatas.

Namun dari permasalahan itu, untuk gudang Bulog sudah bisa diantisipasi dengan mendapatkan gudang kosong yang bisa digunakan untuk menampung hasil gabah petani. 

Tetapi, untuk mesin pengering atau dryer padi Bulog belum mendapatkan tambahannya.

Atas koordinasi antara Pemkab Mesuji dengan stakeholder terkait yang terdiri dari Bulog, Kodim dan Polres Mesuji didapati solusi yaitu dengan memanfaatkan mesin pengering dan RMU lokal milik swasta, pribadi ataupun Gapoktan dan Poktan yang ada di Mesuji untuk dimanfaatkan secara maksimal.

Dengan begitu, Bulog terbantu adanya tambahan mesin pengering atau dryer dan RMU lokal yang ada di Kabupaten Mesuji.

Sehingga Bulog tidak perlu mengkhawatirkannya untuk menambah penyerapan gabah petani per harinya. 

"Dengan adanya tambahan mesin pengering lokal tentunya bisa menjadi solusi alternatif, sehingga penyerapan gabah oleh Bulog bisa ditambahkan dan bisa optimal," ungkapnya.

Terpisah, Bulog Metro telah menyerap gabah dari petani di wilayah Kota Metro mencapai 20 ribu ton. 

Kepala Kantor Cabang (Kancab) Bulog Metro, Harmein Indra Pohan, mengatakan pihaknya telah melaksanakan tugas penyerapam gabah dari petani dengan maksimal. Sehingga sampai saat ini telah terserap 20 ribu ton gabah.

"Untuk di Metro sendiri kami sudah mencapai sekitar 20 ribuan ton untuk yang gabah. Mudah-mudahan nanti dapat mencapai maksimal sampai dengan yang diharapkan," kata dia. 

Harmein mengatakan, pihaknya membeli gabah dari petani seharga Rp 6500 per kg. 

Harga tersebut merupakan mandat langsung dari pemerintah untuk membeli gabah petani dengan harga acuan sebesar Rp 6.500 per kilogramnya. 

Ia menuturkan, jika terdapat petani yang menjual gabahnya di bawah harga tersebut, kemungkinan besar petani melakukan transaksi dengan pihak lain di luar Bulog, seperti tengkulak atau swasta. 

Ia juga mengimbau kepada petani di Kota Metro untuk tidak segan menjual hasil panen gabahnya ke Bulog Metro.(muk/rur/nca)

Kategori :