Bulan Ramadan adalah waktu terbaik untuk menyadari ini. Setiap buka puasa mengajarkan bahwa Allah-lah yang mencukupi. Rezeki sebutir kurma atau seteguk air di waktu maghrib adalah tanda rahmat-Nya. Selain itu, ketika kita memberi zakat fitrah atau bersedekah, kita diingatkan bahwa harta kita bukan milik mutlak kita, itu semua titipan Allah. Ramadan mengajarkan bahwa rezeki adalah rahmat dan amanah dari Allah.
Maka, THR atau rezeki apa pun yang datang kepada kita seharusnya menjadikan kita lebih dekat kepada Allah, bukan malah menjauh. Dengan keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang memberi rezeki, hati kita menjadi lapang, bebas dari rasa iri, sombong, atau kecewa kepada makhluk.
Di penghujung Ramadan ini, marilah kita bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Mari tanamkan dalam hati bahwa rezeki adalah hak prerogatif Allah. Manusia hanya jalan, bukan sumber. Tawakal adalah jalan ketenangan, dan syukur adalah magnet keberkahan. Semoga kita dapat menutup Ramadan ini dengan hati yang penuh syukur, jiwa yang bersih, dan keimanan yang semakin kuat. Semoga setiap rezeki yang kita terima menjadi sarana mendekat kepada-Nya, bukan sebaliknya. Allahumma taqabbal minna ya Karim. Aamiin. (sumber https://lampung.nu.or.id.)