JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis Indonesia bisa mencapai stok beras 3 juta ton pada Mei 2025, hal ini didasarkan pada serapan harian 30.000 ton.
Amran menyebut stok beras yang diserap sejak Januari hingga Maret 2025 sudah mencapai 700.000 ton.
Bila mengikuti data BPS dengan serapan harian 30.000 ton, total stok bisa mencapai 1,8 juta ton.
"Kan serapan sekarang kurang lebih 30.000 per hari. Hitungan kasarnya, kalau dia 30.000 saja, kalau masih ada dua bulan ya, April-Mei ya, dua bulan kan, 60 hari. Kalau kali 30 saja, itu 1,8 (juta ton) tambah 700 ribu, 2,5 (juta ton) lah," jelas Amran Ketika sesi jumpa pers di kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (24/3).
Amran menambahkan, kendati estimasi belum mencapai 3 juta ton, capaian lebih dari 2 juta ton tetap menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Ia bahkan memperkirakan stok beras yang terserap hingga Mei bisa mencapai 4 juta ton.
"2 (juta) lebih saja itu sudah hebat. Kenapa? Tambah 2 juta (ton) di gudang, 4 juta kan? Itu tinggi banget," terang Amran. Amran juga memastikan stok beras nasional yang ada di Perum Bulog saat ini mencapai 2,2 juta ton. Jumlah ini menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
"Alhamdulillah, hari ini kita melaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pencapaian swasembada pangan. Kita syukuri, harga-harga pada bulan suci Ramadan relatif stabil dan stok beras di Bulog saat ini mencapai 2,2 juta ton, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Produksi padi juga mencatat rekor tertinggi,” ujar Mentan Amran.
Mentan Amran mengatakan, pemerintah terus berupaya mengawal produksi pangan agar tetap optimal.
Dia berujar, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan untuk memastikan berbagai program pertanian, seperti cetak sawah baru dan peningkatan produktivitas melalui optimalisasi lahan (oplah), berjalan dengan baik demi mendukung swasembada pangan.
Pemerintah kata dia akan terus mengantisipasi dampak musim kemarau tahun ini dengan menggencarkan program pompanisasi.
Menurutnya, kebijakan ini berhasil meningkatkan produksi padi lebih dari 2 juta ton pada periode Agustus-Desember 2024. Dengan strategi yang sama, diharapkan produksi padi pada tahun ini tetap terjaga, sehingga ketersediaan beras nasional semakin kuat.(*)