BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) menyebut banjir parah yang terjadi di Pematangwangi, Kecamatan Tanjungsenang, disebabkan oleh sampah dan penyempitan sungai.
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana melalui Kepala Dinas PU Dedi Sutiyoso mengatakan bencana banjir yang terjadi di Pematangwangi dan Waykandis, Kecamatan Tanjungsenang, dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya taluT jebol, penyempitan sungai, hingga sampah yang mengganggu aliran sungai di sekitarnya.
’’Selain karena ada talut yang ambruk, terdapat juga penyempitan sungai dan sampah rumah tangga yang menumpuk,” katanya, Senin (24/2).
Dilanjutkan, pihaknya telah memulai kembali pembangunan talut dan tembok warga yang jebol lantaran tidak kuat menahan debit air yang begitu deras saat hujan turun.
’’Untuk itu, Ibu Wali Kota Bandarlampung Bunda Eva telah memerintahkan kami untuk segera membangun talut yang jebol itu. Kemudian tembok rumah warga yang ambruk juga segera kita perbaiki,” ungkapnya.
BACA JUGA:Hari Pertama Kerja, Wagub Jihan Nurlela Sidak RSUDAM
Selain itu, terkait material sampah dan lainnya, pihaknya telah meminta bantuan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung untuk mengangkut sampah yang ada pada sungai di wilayah tersebut.
“Kami juga sudah berkordinasi dengan DLH, mengangkut sampah dan bersama BPBD dan Dinas Damkarat melakukan pembersihan sisa lumpur sejak kemarin,” ujarnya.
Di sisi lain, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Desti Mega Putri mengatakan jika pihaknya telah membuka posko kesehatan sejak bencana banjir tersebut terjadi serta mengerahkan tim tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Bunda Eva memerintahkan Dinkes untuk membuka posko kesehatan di wilayah-wilayah yang terdampak banjir. Sehingga kami bisa langsung melakukan pemeriksaan ketika warga mulai terkena penyakit,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga diminta Walikota untuk keliling ke rumah-rumah warga. “Ketika ada yang sakit parah, langsung di bawa ke Puskesmas terdekat. Semua pelayanan gratis,” jelasnya.
BACA JUGA:POP! Hotel Tanjung Karang Hadirkan 'Ngebed Bukber' Mulai dari Rp88 Ribu per Orang Dewasa
Sejauh ini, kata Desti beberapa penyakit ýang dikeluhkan masyarakat Tanjung Senang seperti gatal-gatal, hipertensi, hingga pusing kepala.
“Mayoritas masyarakat terkena penyakit gagal-gatal dan Flu. Untuk antisipasi kita juga telah membagi tim menjadi dua shift sehari. Selain berkeliling kita juga membuka posko kesehatan dan membawa obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat,” beber Desti.
Terpisah, Plh. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Veny Debialesti menyebut sejak kemarin pihaknya telah menganut material sisa banjir seperti sampah dan lumpur dengan armada dan fasilitas yang ada.