Sebulan 52 Kasus DBD di Mesuji

Jumat 31 Jan 2025 - 21:36 WIB
Reporter : Ardian Mukti
Editor : Rizky Panchanov

MESUJI - Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih terus terjadi di Mesuji. Selama Januari tercatat telah terjadi 52 kasus, dan satu orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Mesuji, Suyono mengatakan cuaca yang terjadi tahun ini menjadi salah satu penyebab meningkatkan kasus DBD. 

"Kasus DBD dialami semua umur mulai anak-anak, remaja dan orang tua," ujarnya, saat dikonfirmasi pada Jumat 31 Januari 2025.

Dia menambahkan selain faktor cuaca, peningkata kasus DBD juga disebabkan masih kurangnya upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar rumah.

"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M) dan pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukan di dalam rumah, dispenser, gantungan pakaian, lubang pagar bambu dan yang lainnya," ujarnya.

Untuk pengendalian DBD, lanjut dia, Dinkes tidak bisa bekerja sendiri dan harus melibatkan masyarakat.

"Petugas kesehatan terus berupaya melakukan edukasi agar masyarakat peduli terhadap lingkungan untuk menekan jumlah kasus. Pemerintah daerah juga meminta agar setiap sekolah, kantor dan lingkungan masyarakat selalu menjaga kebersihan," pungkasnya.

Sementara dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD, Babinsa Koramil 426-01 SP, Kodim 0426 Tulangbawang, bersama Bhabinkamtibmas melaksanakan pendampingan fogging (pengasapan) di Desa Margomulyo dan Desa Margojadi, Kecamatan Mesuji Timur, Mesuji, Jumat 31 Januari 2025.

Sebagai langkah konkret dalam mengurangi risiko penyebaran virus dengue di wilayah tersebut.

Fogging itu merupakan salah satu metode untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama DBD. Babinsa, Bhabinkamtibmas bersama petugas kesehatan setempat, turun langsung ke lapangan untuk memastikan proses fogging berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.

Babinsa menjelaskan kegiatan fogging itu dilakukan di beberapa titik yang terindikasi sebagai daerah dengan angka kejadian DBD yang tinggi.

“Kami mendampingi pelaksanaan fogging untuk memastikan penyebaran fogging merata dan masyarakat dapat memahami pentingnya pencegahan DBD. Upaya ini juga sebagai bentuk perhatian TNI terhadap kesehatan masyarakat,” ujar Babinsa.

Selain melakukan pendampingan fogging, Serka Ribut Diantoro juga memberikan edukasi kepada warga sekitar tentang cara mencegah berkembangbiaknya nyamuk, seperti dengan menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.(muk/nca)


Kategori :