Kementan Tetapkan Harga Acuan Gabah Rp6.500 per Kg

Rabu 08 Jan 2025 - 22:08 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

JAKARTA – Pemerintah sudah menetapkan harga acuan gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono.

Menurutnya, harga itu tergolong tinggi untuk tingkat petani. Harapannya, dengan harga acuan yang tinggi, petani lebih bersemangat dalam berproduksi. Harga ini sudah sesuai hasil rapat tingkat Menko Bidang Pangan beberapa waktu lalu.

’’Itu adalah janji presiden. Karena itu, HPP (harga pokok penjualan) gabah sudah diperbaiki dari Rp6.000 jadi Rp6.500 per kilogram,’’ kata Sudaryono.

’’Kemudian HPP jagung juga sudah dinaikkan dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram,’’ jelas Sudaryono.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pemerintah akan membeli berapa pun hasil panen padi dan jagung yang tidak diserap oleh swasta. "Langkah ini penting untuk menjaga harga hasil panen petani tetap stabil. Kita tidak ingin petani merugi karena harga jatuh. Mulai 15 Januari 2025, Bulog akan membeli gabah dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Beras hasil penggilingan akan dibeli dengan harga Rp12.000 per kilogram,’’ katanya.

Selain itu, kata Zulkifli Hasan, mulai 1 Februari 2025 harga pembelian jagung oleh Bulog juga akan dinaikkan dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram. ’’Pemerintah bekerja sama dengan pemilik silo dan gudang untuk memastikan hasil panen petani tersimpan dengan baik hingga didistribusikan,’’ ujarnya.

Namun, tantangan terbesar saat ini adalah kadar air pada hasil panen yang tinggi mengingat musim panen berlangsung bersamaan dengan musim hujan. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

"Kadar air menjadi perhatian utama. Kita harus memastikan hasil panen tetap berkualitas agar dapat diserap maksimal," katanya.

  Pemerintah juga memastikan tindakan tegas terhadap pelanggaran distribusi pupuk. Hingga kini, 27 perusahaan yang terbukti mengedarkan pupuk palsu telah ditindak. Kerugian petani akibat pupuk palsu ini mencapai Rp3,23 triliun.

  Dengan kebijakan tersebut, pemerintah optimistis swasembada pangan dapat tercapai lebih cepat. Sementara itu, stok beras impor di Jawa Timur yang tersimpan di gudang Bulog Sidoarjo akan didistribusikan untuk kebutuhan wilayah Indonesia Timur. Stok ini dipastikan mencukupi hingga panen raya. (jpc/c1)

 

Tags :
Kategori :

Terkait