JAKARTA- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor hasil perikanan Indonesia sebanyak 1,15 juta ton dengan nilai transaksi mencapai USD 4,81 miliar pada periode Januari - Oktober 2024.
Berbagai strategi pemasaran dilakukan untuk meningkatkan serapan ekspor hasil perikanan di pasar global dan domestik.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo menjelaskan, angka tersebut lebih tinggi dibanding periode serupa di 2023 yaitu sebanyak 0,99 juta ton dengan nilai USD 4,61 miliar.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) ada lima negara dan kawasan tujuan ekspor utama perikanan Indonesia meliputi Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, serta negara-negara di ASEAN dan Uni Eropa.
"Dari sisi komoditas, pertama udang kemudian tuna, cakalang, tongkol, cumi-cumi, sotong, gurita, rajungan, kepiting, dan rumput laut, serta beberapa komoditas potensial lainnya, seperti tilapia dan ikan hias. Tentu jumlahnya masih memungkinkan untuk bertambah karena data sementara sampai Oktober," terang Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo saat konferensi pers akhir tahun di KKP dalam keterangan resminya dikutip Rabu.
Peningkatan ini tidak lepas dari sejumlah upaya KKP, salah satunya berpartisipasi pada pameran berskala internasional.
Tercatat, dari 5 pameran yang diikuti selama 2024, telah terealisasi kontrak dagang senilai USD 50,03 juta.
"Ini tentu membawa angin segar bagi penguatan akses pasar luar negeri produk perikanan kita," jelas Budi.
Untuk memudahkan pelaku usaha mengakses pasar luar negeri, KKP mengembangkan sistem market intelligence yang berisi data dan informasi, serta analisis yang dapat menggambarkan posisi Indonesia dengan negara-negara lain, baik sebagai tujuan pasar maupun kompetitor produk perikanan di pasar global.
Analisis pasar saat ini terutama untuk enam jenis komoditas utama Indonesia, yakni udang, tuna, rumput laut, lobster, kepiting, dan tilapia.
"Ini bagian inovasi untuk melihat peluang pasar ekspor khususnya komoditas prioritas," urai Budi.
Untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor kelautan dan perikanan sebesar 2,25% pada triwulan III-2024, padahal pada periode sama tahun sebelumnya minus 2,68%.
Selain itu, peran sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi nasional juga semakin besar.
Hal tersebut ditandai dengan kontribusi sektor tersebut terhadap PDB nasional yang mencapai 2,54% pada triwulan III-2024.
Pendapatan negara dari sektor kelautan dan perikanan per 14 Desember 2024, capaian penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 1,97 triliun.
Sementara itu, produksi perikanan Indonesia dilaporkan cenderung stabil pada kisaran 20-25 juta ton per tahun pada 2020-2023.
“Khusus produksi per 14 Desember 2024 mencapai 18,26 juta ton, ini mencerminkan stabilitas yang terus terjaga meskipun mendapat tantangan global,” tutur Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Hendra Yusran Siry menambahkan.(*)