Indonesia-Singapura Bakal Investasi USD10 M di Sektor Energi Hijau

INVESTASI: Pemerintah Indonesia dan Singapura berinvestasi USD10 miliar untuk energi bersih, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ekonomi.--FOTO ISTIMEWA

JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Singapura berkomitmen menjadikan isu energi bersih sebagai prioritas kebijakan dan peluang bisnis di kawasan Asia Tenggara.

Itu sebabnya kedua negara komit menyiapkan investasi lebih dari USD10 miliar dalam mentransformasi kebijakan pengembangan energi berbasis ramah lingkungan.

’’Dana investasi tersebut akan digunakan untuk membangun rantai pasok panel surya, mematenkan teknologi penangkapan karbon (carbon capture storage/CCS), dan merintis kawasan industri hijau," kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam keterangannya, dikutip Selasa (17/6).

Adapun skema modal hingga USD 10 miliar tersebut, kata Bahlil, terbagi dalam tiga langkah strategis. Pertama, pembangunan instalasi besar-besaran panel surya.

 

Kedua, investasi pada fasilitas CCS yang menjanjikan posisi Indonesia dan Singapura sebagai pionir regional.

 

"Ketiga, pendirian kawasan industri hijau yang akan menyatukan rantai pasok manufaktur, teknologi, dan logistik dengan standar rendah emisi karbon," jelas Bahlil.

 

Menurut Bahlil, suntikan investasi ini diproyeksikan mampu menciptakan ekosistem ekonomi baru. Bahkan, puluhan ribu lapangan kerja akan tercipta, mulai dari tahap manufaktur panel dan BESS (Battery Energy Storage System), hingga operasional dan pemeliharaan.

 

Di sisi fiskal, pemerintah memperkirakan tambahan devisa hingga USD 6 miliar per tahun, serta peningkatan penerimaan negara senilai ratusan juta dolar dari sektor pajak.

 

Untuk menjamin realisasi investasi, Indonesia dan Singapura membentuk satuan tugas bersama, Satuan Tugas (Satgas) Energi Baru Terbarukan (EBT) Lintas Batas, yang dipimpin langsung oleh Menteri ESDM dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.

Tag
Share