Penghasilan Minimal Rp10 Juta per Bulan
JAKARTA - Brigade Pangan bentukan Kementerian Pertanian (Kementan) resmi bekerja mulai Rabu (20/11). Mereka adalah sekumpulan petani milenial. Setiap satu Brigade Pangan bakal mengelola sekitar 200 hektare sawah. Kementan memproyeksikan petani milenial minimal bisa mendapat penghasilan Rp10 juta setiap bulannya.
Skema yang ditetapkan Kementan yaitu satu Brigade Pangan terdiri atas 15 petani milenial yang direkrut Kementan. Mereka kemudian diterjunkan mengelola sawah milik masyarakat yang sudah lama tidur atau sawah yang selama ini kurang produktif karena dikelola secara tradisional. Para Brigade Pangan itu dibekali dengan ilmu, keterampilan, serta peralatan modern.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widhi Arsanti mengatakan dengan bekal itu diperkirakan produksi padi bisa mencapai 3,5 ton sampai 5 ton per hektare. Lalu harga gabahnya dipatok Rp6.000 per kg.
"Hitungan kami minimal mendapatkan Rp10 juta per bulan untuk setiap anggota Brigade Pangan," katanya usai mendampingi Mentan Andi Amran Sulaiman memberikan pembekalan kepada pendamping Brigade Pangan di Jakarta pada Rabu (20/11).
Idha mengatakan sawah yang digarap adalah kolaborasi dengan pemilik lahan setempat. Bukan dari pembukaan lahan atau cetak sawah. Nantinya berlaku skema bagi basil. "Untuk pemilik lahan 30 persen dan 70 persen untuk Brigade Pangan," katanya.
Kemudian tidak semua hasil panen dibagikan ke personel Brigade Pangan. Karena 20 persennya harus disisihkan untuk kegiatan pengembangan. Sisanya dibagi ke seluruh personel Brigade Pangan. Program ini dijalankan di antaranya di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan beberapa daerah di Sumatera.
Mentan Andi Amran Sulainman menyambut baik program Brigade Pangan itu. Apalagi program itu terbuka untuk 23 ribu petani milenial. Dia optimistis hasilnya akan maksimal, karena dibekali peralatan modern. "(Peralatan modern) diberikan dengan skema hibah," katanya. Dengan nilai sekitar Rp3 miliar.
Dengan senjata alat pertanian modern itu, Amran mengatakan lahan 200 hektare tidak akan kesulitan dikelola 15 orang dalam satu Brigade Pangan. Jumlah itu tidak kaku. Mereka terbuka untuk merekrut masyarakat setempat, sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.