Alun (22), salah satu pengguna KRL mengaku tidak setuju dengan wacana tersebut. Menurutnya, kenaikan tarif KRL yang kemungkinan terjadi bakal lebih membebani.
"Menurut saya untuk wacana kenaikan tarif KRL ini kurang memungkinkan, karena saya sebagai pengguna KRL setiap hari merasa terbebani dengan biayanya. Kalau dinaikkan, pengeluarannya makin naik," ucap Alun.
Penumpang KRL lainnya, Anisa (28), mengaku tidak mempermasalahkan wacana perubahan skema subsidi yang dapat menaikkan tarif KRL.
Tetapi, pihak KRL dan pemerintah harus meningkatkan pelayanan.
BACA JUGA:Curi Kompresor AC Mobil di Tempatnya Bekerja, Warga Tulang Bawang Ini Ketahuan Saat Akan Menjual
"Kalau naik tidak signifikan itu enggak apa-apa, tetapi mungkin fasilitasnya ada peningkatan. Kebersihannya lebih dijaga, dan ketepatan waktunya. Toilet harus lebih diperhatikan," ucapnya.
Hal senada disampaikan penumpang KRL bernama Dinda (32). Menurutnya, pelayanan dan fasilitas harus ditingkatkan seiring rencana naiknya tarif KRL.
Setidaknya rangkaian KRL harus ditambah. Sebab, pengguna KRL masih berdesak-desakan saat menggunakan moda transportasi massal tersebut.
"Minimal ditambah lagi KRL-nya, karena KRL itu penuh banget, muka ketemu muka. Terus banyak AC yang mati. Keamanannya juga harus ditingkatkan," imbuh Dinda.
BACA JUGA:DPO Pelaku Penggelapan Berhasil Diringkus Polsek Bumiratu Nuban
Sementara itu, Bonni (30) penumpang KRL lainnya menganggap wajar adanya kemungkinan kenaikan tarif KRL. Namun, dia berharap pemerintah dapat menerapkan skema subsidi melalui NIK dengan tepat sasaran.(Beritasatu/pip)