JAKARTA - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Farida Thamrin mengatakan, cadangan batubara yang ada di Bukit Asam ada 2,98 miliar ton.
Untuk itu, Farida meminta investor saham tidak perlu khawatir atas kelangsungan usaha perseroan ke depannya.
Farida menerangkan, area operasi Bukit Asam sekarang sebagian besar area operasi ada di area Sumatera Selatan.
"Kepada teman-teman investor semua jangan khawatir karena cadangan batubara yang ada di Bukit Asam masih sangat banyak. Ada 2,98 miliar ton batu bara,” ujar Farida dalam Public Expose Live 2024 PTBA, Selasa (27/8).
BACA JUGA:Pemprov Lampung Akan Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan
Dirinya memperkirakan, jika produksi batubara dalam setahun 40 juta ton, maka dengan cadangan 2,98 miliar ton batubara masih dapat di ekspor hingga 90 sampai 100 tahun kedepan.
"Kalau dibayangkan berapa banyak? Misalnya sekarang produksi batu bara sekitar 40 juta ton/tahun, mungkin kalau dihitung masih sekitar 90 sampai 100 tahun yang masih bisa kita eksplor batu baranya,” ungkapnya.
Selain itu, kata Farida, terdapat sumber daya batubara yang masih perlu dieksplorasi 5,81 miliar ton.
"Kalau sumber daya batubara yang masih perlu kita eksplor lagi masih 5,81 miliar ton. Jadi masih panjang banget cadangan yang masih kita miliki,” ucapnya.
BACA JUGA:Data Pendidikan Tinggi yang Akurat Penting
Sementara, Senior Vice President Project Management Office PTBA, Setiadi Wicaksono mengungkapkan, demand batu bara masih ada setidaknya untuk lima tahun mendatang.
Terutama, kata Setiadi, pihaknya melihat dari sisi negara-negara berkembang seperti di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan baik itu India, Pakistan, dan Bangladesh.
Negara-negara tersebut menjadi negara-negara tujuan yang menarik bagi ekspor batubara karena di wilayah-wilayah tersebut sisi demand-nya masih cukup besar untuk batubara.
"Secara prinsip untuk jangka menengah untuk sisi demand batubara masih menarik. Untuk jangka panjang kita juga coba untuk secure dari sisi domestik ataupun juga ke wilayah-wilayah yang relatif masih bisa menerima batu bara seperti di negara-negara berkembang yang saya sebutkan tadi,” ungkapnya.
BACA JUGA:Pembatasan BBM Subsidi Berlaku Mulai 1 Oktober