Kurun Setahun Terakhir, Penduduk Miskin Lampung Turun 29,4 Ribu Orang
Kepala BPS Lampung Atas Parlindungan Lubis.-FOTO TANGKAP LAYAR -
“Namun bila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai P1 dan P2 perdesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Pada Maret 2024, nilai P1 untuk perkotaan sebesar 1,111, sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1,747. Demikian pula untuk nilai P2. Di perkotaan nilainya sebesar 0,251, sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 0,372,” paparnya.
Menurut Atas Parlindungan Lubis, ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2023-Maret 2024. Yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,12 persen atau turun 0,06 poin jika dibandingkan TPT Februari 2023 yang sebesar 4,18 persen.
Faktor lain adalah persentase Perubahan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2024 meningkat dibandingkan Maret 2023 yaitu sebesar 15,42. Kemudian, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2024 meningkat dibanding tahun 2023 (YoY) sebesar 3,03 persen.
Berikutnya, laju inflasi pada periode Maret 2023–Maret 2024 (YoY) sebesar 3,45 persen. Laju inflasi ini dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pokok seperti beras, cabai merah, telur ayam ras, dan gula pasir.
Khusus nilai inflasi Provinsi Lampung, lanjut Atas Parlindungan Lubis, pada Juni 2024 ini akhirnya mengalami penurunan. Selama lima bulan terakhir, angka inflasi Provinsi Lampung cukup tinggi.
Atas Parlindungan Lubis mengatakan, inflasi Juni 2024 yoy sebesar 2,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,31.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 4,06 persen, dengan IHK sebesar 109,57. Sementara terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 2,25 persen dengan IHK sebesar 106,11.
Menurut Atas Parlindungan Lubis, inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar inflasi kelompok pengeluaran.
Mulai dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 6,35 persen. Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,40 persen; kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga (0,54 persen).
Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,59 persen; kelompok kesehatan (0,06 persen); kelompok transportasi (0,59 persen); kelompok pendidikan (2,77 persen); kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,04 persen); serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (2,68 persen).
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya yang mengalami deflasi sebesar 0,96 persen.
Ditambahkannya, tingkat inflasi month to month (mtm) Juni 2024 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,11 persen. Sedangkan tingkat inflasi years to date (y-to-d) Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 0,52 persen.
Atas Parlindungan Lubis melanjutkan, pada Juni 2024, tingkat inflasi lebih rendah jika dibandingkan inflasi selama 5 bulan terakhir. Dimana, pada Mei inflasi sebesar 3,09 persen; April (3,29 persen); Maret (3,45 persen), Februari, dan Januari 2024 masing-masing sebesar 3,28 persen.
“Sedangkan tingkat inflasi y-to-d pada Juni 2024 adalah sebesar 0,52 persen, lebih rendah dari inflasi y-to-d pada Mei 2024 yaitu sebesar 0,64 persen,” tandasnya. (pip/c1/fik)