Unila Beri Pelatihan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung di Desa Braja Harjosari Lampung Timur

Suasana Tim Pengabdian Dosen Unila memberi Pelatihan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung di Desa Braja Harjosari, Labuhanratu, Lampung Timur. -Foto Tim Pengabdian Dosen Unila.-

Menurut data PPID Lampung (2022), jagung merupakan komoditas pangan unggulan setelah padi. Produksi jagung sebesar 3.280.952 ton pada tahun 2022. Dari produksi jagung tersebut diperkirakan menghasilkan limbah sebanyak 328.095,2 ton tongkol jagung per tahun. 

Tongkol jagung dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.

Limbah tongkol jagung diartikan sebagai bahan buangan atau bahan sisa dari proses pengolahan hasil pertanian. 

Proses penghancuran limbah secara alami berjalan lambat. Akibatnya, limbah berpotensi mengganggu lingkungan sekitar dan dapat pula mengganggu kesehatan manusia. 

Pada setiap hasil pemanenan jagung akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan tongkol jagung yang semakin lama semakin tinggi.

Saat ini pemanfaatan tongkol jagung tersebut masih sangat sedikit, sehingga tongkol jagung tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu lingkungan. 

Hal inilah yang melatarbelakangi Tim pengabdian kepada masyarakat dosen Universitas Lampung (Unila) untuk memberi pelatihan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Sebagai Sumber Energi Alternatif Dengan Proses Karbonisasi (Pirolisis) dan Pembriketan di Desa Braja Harjosari, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim).

Menurut Agus Sutrisno, dosen Unila sekaligus Ketua Tim Pengabdian Unila di Desa Braja Harjosari, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lamtim, ada sejumlah kesimpulan dari hasil pengabdian masyarakat.

Yakni, kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus-26 Agustus 2023 di Desa Braja Harjosari berjalan tertib dan aman. Semua peserta menyatakan merasa terbantu dengan adanya pelatihan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi (Pirolisis) dan Pembriketan tersebut.

“Semua peserta juga merasakan manfaat pelatihan dan akan mencoba serta menerapkan hasil pelatihan tersebut,” katanya.

Menurutnya, secara umum masyarakat menyambut antusias penyelenggaraan pelatihan ini. Baik ketika pelaksanaan survei di lapangan (kunjungan ke instansi) maupun saat kegiatan berlangsung.

Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini memberi hasil yang “Sangat Baik”. Hal ini juga dibuktikan dari hasil kuisioner yang dibagikan setelah pelatihan. 

Pada kuisioner tersebut, para peserta pelatihan memberikan saran atau tanggapan. 

Di antaranya, kegiatan tersebut dirasakan peserta sangat bermanfaat dalam menunjang penerapan dan pengembangan aplikasi keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 

Oleh karena itu, Unila disarankan dapat mengambil sikap proaktif untuk menindaklanjuti hasil kegiatan ini dengan cara melakukan kegiatan yang sama untuk kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Lampung. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan