RAHMAT MIRZANI

Sejarah dan Hikmah Ibadah Kurban

Oleh: Drs. Hi. Makmur, M.Ag. Kepala Kementerian Agama Bandarlampung--

Bahkan banyak manusia yang menggunakan aji mumpung, mumpung masih punya pangkat, mumpung masih punya kedudukan, mumpung masih punya jabatan.

Sehingga, hal ini melahirkan kesewenang-wenangan,  dengan hartanya yang berlimpah bukanya ia rajin beribadah, akan tetapi malah banyak meghidupakan kemaksiatan. 

Disinilah manusia sering tergelincir dalam kehidupannya, padahal sejarah telah mencatat Firaun jatuh karena pangkatnya, Qorun jatuh karma hartanya, Namruj jatuh karena kedudukannya. 

Ketiga, Ibadah qurban mengajarkan kepada kita untuk senantiasa “menyebarkan kedamaian”. 

Dari awal diturunkan, Islam mempunyai ajaran kasih sayang. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling asah, saling asih dan saling asuh. Islam adalah rahmatan lil alamin, menjadi rahmat bagi seluruh alam. 

Oleh karena itu ibadah qurban yang secara lahiriyah menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada yang berhak menerimanya mempunyai makna bahwa didalam kehidupan ini untuk senantiasa menyebarkan kasih sayang dan memberikan kedamaian kepada umat manusia.

 

Islam sangat melarang untuk saling hujat, untuk saling hina, untuk saling bermusuhan, karena Islam menjunjung tinggi keselamatan, keharmonisan dan perdamaian baik dengan sesama umat Islam maupun dengan umat yang lain. 

 

Hal ini juga dapat kita jumpai dalam ibadah pokok umat Islam yaitu sholat, dimana rukun sholat terakhir dari rangkaian ibadah sholat adalah mengucapkan salam. 

 

Ini  artinya umat Islam dapat dikatakan sempurna jika didalam kehidupan ini senantiasa menebarkan salam, menebarkan kedamaian dan menebarkan keselamatan kepada seluruh makhluk yang ada dimuka bumi ini. 

 

Keempat,  ibadah qurban mengandung ajaran tentang menumbuhkan “semangat dan motivasi kerja”. 

Kita menyadari bahwa ibadah kurban yang kita laksanakan setiap tahun ini mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. 

Tag
Share