Dari Inovasi Karyawan, Pupuk Indonesia Berhasil Lakukan Penghematan Rp1,3 Triliun

PENGHEMATAN: Salah satu pekerja saat mengecek ketersediaan pupuk. PT Pupuk Indonesia menyebut perusahaan berhasil mengehemat Rp1,3 trilun dari inovasi yang dilakukan. -Foto Rizky Panchanov//Radar Lampung-

JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil mencatatkan pendapatan dan penghematan sebesar Rp 1,3 triliun dari kontribusi yang dilakukan inovasi karyawan. 

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyatakan, nilai Rp 1,3 triliun itu hasil kontribusi dan inovasi yang terdiri atas Rp 1,2 triliun berasal dari peningkatan efisiensi atau penghematan dan Rp 0,1 triliun berasal dari peningkatan revenue.

"Alhamdulillah, di tahun 2024 ini berdasarkan buku 2023, Pupuk Indonesia menduduki posisi nomor tujuh terbesar dunia di industri fertilizer. Tentu, ini tidak lepas dari inovasi yang mempunyai direct impact pada profitability," ujar Rahmad dikutip Jawa Pos dari Antara, Jumat 14 Juni 2024.

BACA JUGA:Setelah Lebaran, Pemerintah Akan Naikkan HET Minyakita Jadi Segini! 

Rahmad menyampaikan, ratusan inovasi yang hadir pada PIIA Summit 2024 ini dihasilkan oleh 700 karyawan atau inovator, yang terdiri atas karyawan organik, nonorganik dan karyawan magang. Inklusivitas ini menjadi bukti bahwa inovasi sudah menjadi habit di lingkungan Pupuk Indonesia.

"Inovasi tidak selalu big bang, tapi bisa juga trial and error yang tentunya membutuhkan persistensi. Tanpa persistensi inovasi ini tidak akan pernah bisa terimplementasi dan tidak akan pernah bisa memberikan direct impact pada laporan keuangan," kata Rahmad.

Lebih lanjut, Pupuk Indonesia menunjukkan keduanya. Rahmad menyebut Pupuk Indonesia pernah melakukan big bang innovation melalui sentralisasi. Pihaknya juga terus melakukan inovasi-inovasi yang sifatnya instrumental.

BACA JUGA: Inflasi Mei 2,83 Persen, Jokowi Sebut Salah Satu Terbaik di Dunia

Dalam rangka menjaga budaya inovasi, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology-Industrial Liaison Program (MIT-ILP). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan serta memperkuat sebagai pemain utama industri pupuk di tingkat global.

Ketahanan pangan global saat ini dihadapkan oleh tantangan perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan stagnasi produktivitas pertanian.

Oleh karena itu, Pupuk Indonesia menyampaikan bahwa kolaborasi dengan MIT-ILP diharapkan dapat meningkatkan peran perusahaan dalam ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan transformasi bisnis.

PIIA adalah ajang inovasi, berbagi pengetahuan dan pemberian apresiasi kepada insan Pupuk Indonesia yang telah berkontribusi atas inovasi. Konvensi ini diikuti oleh seluruh direktorat yang ada di Pupuk Indonesia dengan unsur penilaian fokus pada tiga aspek.

BACA JUGA:Pengangguran Jadi Penyebab Maraknya Judi Online, Pembentukan Satgas Dinlai Tak Efektif

Aspek pertama yaitu growth yang mana inovasi tersebut harus mampu menunjukkan adanya value creation dari inovasi yang dilakukan. Kemudian, aspek digital atau adanya unsur teknologi digital dalam inovasinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan