Pengangguran Jadi Penyebab Maraknya Judi Online, Pembentukan Satgas Dinlai Tak Efektif
Ilustrasi Judi Online-Foto Dok Disway-
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui mengumumkan terbentuknya satuan tugas (satgas) judi online (judol).
Menurut sejumlah kalangan, satgas tersebut hanya akan menghabiskan anggaran. Sebab akar persoalan maraknya judi online tumbuh suburnya adalah karena ekonomi dan angka pengangguran yang tinggi.
Menurut pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, Ia pesimistis dengan efektivitas kinerja dari satgas judi online. Apalagi satgas tersebut, nantinya lebih berperan pada aspek penindakan hukum.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, PLN Cek kWh Meter Pelanggan Untuk cegah Bahaya Kebakaran
"Saya khawatir malah menghabiskan anggaran saja," katanya saat dihubungi Kamis (13/6) malam kepada Jawa Pos.
Trubus mengatakan, akar dari terus bermunculannya siutus judi online, kaena faktor ekonomi. Yaitu sulitnya mencari pekerjaan.
Memang kata dia ada pelaku atau pemain judi online yang statusnya pekerja atau pegawai. Namun menurut Trubus, lebih banyak orang yang sedang kesulitan ekonomi.
"Mereka (pemain) ingin cepat kaya, sementara mau bekerja susah. Jadi selama ada yang gabut, judi online muncul terus," ungkapnya.
BACA JUGA:Ekonom Sebut Tapera Belum Urgensi saat Ini
Ia mengatakan, pemerintah tidak boleh hanya memberantas kasus judi online secara sporadis atau mengandalkan aspek kuratif.
Namun juga harus dilihat dari aspek preventif atau pencegahan juga harus ikut ditangani. Pemerintah harus bisa mendorong penciptaan lapangan pekerjaan yang luas.
Trubus menuturkan, selama penanganan judi online bersifat kuratif, pemerintah akan kejar-kejaran dengan inovasi modus judi online. Menurut dia, disokong dengan kecanggihan teknologi, praktik judi online sudah sangat beragam.
Bahkan dia menerima informasi, ada modus judi online yang sangat privasi hanya lewat percakapan di aplikasi WhatsApp (WA).
"Mereka sistemnya seperti orang ijon. Bayar belakangan," katanya.