Kecelakaan di Perairan Lampung Cukup Tinggi
![](https://radarlampung.bacakoran.co/assets/default.png)
BANDARLAMPUNG - Angka musibah kecelakaan air di perairan Lampung selama tiga bulan terakhir terbilang cukup tinggi. Badan SAR Nasional (Basarnas) Lampung pun mengimbau masyarakat untuk mulai mengurangi aktivitasnya di wilayah perairan, baik sungai maupun laut.
Data diterima kantor Basarnas Lampung selama tiga bulan terakhir sejak Januari hingga Maret 2024 saja, terang Humas Basarnas Lampung Deni Kurniawan, tercatat sudah 24 kejadian kecelakaan air. Dari 24 kejadian ini, Basarnas Lampung mencatat 9 orang meninggal dan 3 hilang.
Kemudian dari rekap Operasi SAR bulan Januari 2024, lanjutnya, kecelakaan kapal laut 2 kasus. Kasus pertama di antaranya korban selamat 6 orang dan 1 orang hilang hingga kini belum ditemukan. Lalu, kasus kedua dengan catatan 2 orang selamat, 1 meninggal dunia, dan 2 orang hilang.
BACA JUGA:Pascaoperasi, Bayi Tak Bisa BAB Butuh Uluran Tangan
Demikian juga pada Februari, menurutnya terjadi kecelakaan kapal laut 2 kasus, tetapi semua korbannya selamat. Lalu untuk kasus bencana alam pada bulan sama juga terjadi 2 kasus dan 94 orang korbannya selamat, kasus kondisi membahayakan manusia terjadi 3 kasus dengan korban meninggal dunia 3 orang, serta kecelakaan penanganan khusus terjadi 1 kasus dengan korban selamat 4 orang dan meninggal dunia 1 orang.
Sedangkan pada bulan Maret, kata Deni Kurniawan, terjadi kecelakaan kapal laut 1 kasus dengan 2 orang korban selamat. Lalu, kasus kondisi membahayakan manusia terjadi 8 kasus dengan korban selamat 13 orang, meninggal dunia 5 orang, dan korban hilang 2 orang.
BACA JUGA:Tak Ada PMI Lampung di Iran-Israel
Deni Kurniawan mengatakan tingginya kecelakaan air tersebut tidak terlepas dari intensitas hujan yang cukup tinggi dalam tiga bulan terakhir. ”Curah hujan ini pun membuat debit air di banyak sungai di Lampung yang semula masih dalam taraf wajar mengalami peningkatan cukup signifikan,” ucapnya, Minggu (21/4).
Basarnas Lampung, tegas Deni, mengimbau masyarakat untuk mulai mengurangi aktivitasnya di wilayah perairan. ’’Baik itu sungai maupun laut,” pungkasnya. (leo/c1/rim)