Menulis Cerpen Jadi Tantangan: Apresiasi Sastra Lemah, Kreativitas Siswa Terhambat
Jauza Najla Naufalia (Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung 2024)--
Dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat diajak untuk merenungkan tema, konflik, dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks, sehingga pengalaman membaca tidak sekadar mekanis, tetapi juga membangkitkan daya imajinasi dan refleksi pribadi.
Penguatan budaya membaca dan pengalaman interaktif dengan teks sastra dapat membantu siswa membangun apresiasi yang lebih dalam.
Misalnya, diskusi kelompok tentang cerpen atau latihan menulis kreatif dengan arahan tematik tertentu dapat menjadi sarana untuk melatih ekspresi, analisis, dan orisinalitas. Dengan fondasi apresiasi yang kuat, penulisan cerpen dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir reflektif, dan kecakapan berbahasa, sekaligus menghasilkan karya yang lebih bernilai dan bermakna.
Lebih dari sekadar tugas akademik, cerpen dapat menjadi medium bagi peserta didik untuk memahami diri, menyalurkan gagasan, dan menjalin hubungan emosional dengan dunia sastra secara lebih mendalam. (*)
*) Jauza Najla Naufalia (Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung 2024)