Bahasa Luka: Bagaimana Berita Bencana Menguras Energi Psikologis Pembacanya?

Abethia Cahyarani Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung--

Pembaca bukan hanya menerima informasi, tetapi mengalami proses psikologis yang menyita energi kognitif dan emosional.

Kesadaran akan hubungan antara bahasa, otak, dan proses mental ini sangat penting. Memahami bagaimana bahasa bekerja dalam ranah psikolinguistik menegaskan bahwa membaca berita bencana membutuhkan kendali dan kesadaran.

Di tengah arus informasi yang deras, ruang jeda diperlukan untuk menjaga kesehatan mental dan kapasitas kognitif.

Bahasa yang menuturkan duka dapat menjadi pintu empati, tetapi juga dapat menjadi bahasa luka. Kesadaran literasi emosional dan literasi bahasa menjadi kunci agar pembaca tetap manusiawi tanpa kehilangan jati diri psikologisnya. (*)

 

Daftar Pustaka

Chomsky, N. (2002). On Nature and Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Jakobson, R. (1960). Closing Statement: Linguistics and Poetics. In T. A. Sebeok (Ed.), Style in Language (pp. 350–377). Cambridge, MA: MIT Press.

Pinker, S. (2007). The Stuff of Thought: Language as a Window into Human Nature. New York: Viking.

Tag
Share