Smart IoT-Doll Masih Butuh Penyempurnaan

INOVASI: Mahasiswa Itera menampilkan inovasi Smart IoT-Doll dalam acara FTI Expo Itera 2025.--FOTO ISTIMEWA

Terkait biaya produksi, kata Sofia, sekitar Rp200 ribu dengan bentuk boneka menyesuaikan permintaan konsumen.

 

Terkait tantangan teknis, Swetta Ayu Aningsih menyebut bahwa akurasi pendeteksi suara masih perlu penyempurnaan. ’’Noise masih terbaca sebagai tangisan. Itu yang sedang kami benahi. Tantangan lain juga soal pemasaran. Butuh waktu untuk membuat masyarakat percaya pada teknologi yang disisipkan dalam boneka,” katanya.

 

Dari aspek keamanan, Hasyim Satya Darma menegaskan tidak ada risiko radiasi dari alat tersebut. ’’Namun, sistem pengisian daya masih perlu divalidasi lebih lanjut. Indikator baterainya belum ada. Jadi pengisian harus dibatasi sekitar 30 menit. Tapi, modulnya sudah punya pengaman overcharging,” jelasnya.

 

Catra Maulana menegaskan bahwa keberhasilan tim tidak terlepas dari fasilitas yang diberikan melalui program PKKM FTI Itera. ’’Kami mendapatkan ruang dan pendanaan setelah melewati proses seleksi. Itu sangat membantu kami mengembangkan ide ini,” ujarnya.

 

Catra juga mengatakan bahwa tim memiliki rencana pengembangan lanjutan untuk Smart IoT-Doll, seperti penambahan kamera, lampu notifikasi, hingga feedback audio dari klasifikasi tangisan.
’’Harapan utama kami adalah memverifikasi akurasi alat melalui pengujian langsung, menyempurnakan fitur yang ada, dan tentu saja mengharumkan nama Program Studi Teknik Fisika Itera,” ungkapnya. (*) 

 

 

 

Tag
Share