Mantan Asisten Pelatih Alex Pastoor Sebut Tmnas Indonesia Masuk Piala Dunia Tidak Realistis

MUNCUL KE PUBLIK: Setelah dipecat, mantan pelatih Timnas Indonesia Alex Pastoor muncul ke publik. -Foto Tangkapan Layar YouTube @ziggo sport--

Dua poin lainnya, kata dia, lebih menekankan pada pengembangan jangka panjang.

Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen bahkan ditugaskan khusus membantu pembinaan pemain muda di kelompok umur U-23 dan U-20.

“Yang kedua, Vanenburg dan Van Kempen berfokus mempercepat perkembangan pemain muda melalui program di tim U-23 dan U-20,” jelasnya.

Sedangkan tujuan ketiga, menurut Pastoor, adalah membangun fondasi agar Indonesia mampu melahirkan lebih banyak pemain dengan kemampuan kompetitif di level internasional.

“Yang ketiga, kami ingin negara dengan populasi 280 juta jiwa ini dapat menghasilkan lebih banyak pemain berkelas dunia,” tambahnya.

Sayangnya, rencana besar itu belum sempat dijalankan sepenuhnya.

Sebelum program pengembangan berjalan optimal, PSSI lebih dulu mengakhiri seluruh kerja sama dengan staf pelatih asal Belanda.

Pastoor menjelaskan bahwa bukan hanya dirinya dan Kluivert yang diberhentikan, melainkan juga Jordi Cruijff, yang sebelumnya menjabat penasihat teknis, serta Alexander Zwiers yang memegang posisi direktur teknis.

“Jordi Cruijff bertugas sebagai penasihat, sementara Alexander Zwiers menjabat direktur teknis. Sekarang keduanya juga sudah tidak lagi di posisi itu,” ujar Pastoor.

Keputusan tersebut menimbulkan pertanyaan soal konsistensi PSSI dalam menjalankan rencana pembangunan jangka panjang sepak bola nasional.

Banyak pengamat menilai pergantian pelatih yang terlalu sering justru dapat menghambat kesinambungan pembinaan pemain muda.

Pastoor kembali menegaskan bahwa target lolos ke Piala Dunia 2026 seharusnya tidak dijadikan tolok ukur utama.

Menurutnya, melihat peringkat dan kualitas pemain yang ada, harapan tersebut tidak realistis.

“Luar biasa kalau bisa lolos ke Piala Dunia, tapi dengan posisi 119 dunia, itu hampir mustahil,” kata pelatih berusia 58 tahun itu.

Ia menilai, fokus PSSI seharusnya diarahkan pada pembangunan fondasi jangka panjang serta sistem pembinaan usia muda, bukan tekanan besar kepada tim senior dengan target muluk.

Tag
Share