Gubernur Mirza Dorong Penguatan Pengeringan Hasil Panen untuk Percepat Pertumbuhan Ekonomi Lampung

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menekankan pentingnya dukungan perbankan dalam pembiayaan alat pengering hasil pertanian guna memperkuat ekonomi desa. - Foto: Diskominfotik--
“Tanpa dunia usaha, Lampung tidak akan bisa maju. Dunia usaha harus tumbuh beriringan dengan masyarakat, sehingga ketika perusahaan besar berkembang, pendapatan masyarakat juga ikut meningkat,” tambahnya.
Dengan dukungan lintas sektor, Mirza optimistis Lampung tak hanya menjadi lumbung pangan nasional, tetapi juga pusat industri pertanian dengan nilai tambah tinggi.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Anang Risgiyanto, menegaskan bahwa penguatan sektor pertanian harus diiringi pembiayaan yang terstruktur.
Menurutnya, perbankan memiliki peran strategis melalui KUR pertanian, kredit mikro, kredit berbunga rendah, hingga pembiayaan mekanisasi seperti dryer, RMU, dan SILO.
“Dunia usaha pun harus aktif dalam kemitraan usaha tani melalui CSR, contract farming, inti–plasma, investasi hilirisasi, penguatan rantai pasok, hingga teknologi precision farming,” ujarnya.
Anang mencatat kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Lampung pada 2024 mencapai 26,21 persen. Sektor ini juga menjadi penyerap tenaga kerja terbesar dengan 2,29 juta pekerja atau 46,96 persen dari total angkatan kerja pada Februari 2025. Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung pun tercatat jauh di atas rata-rata nasional, yakni 128,9 persen.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung, Otto Fitriandy, memastikan dukungan penuh bagi program Desaku Maju berbasis ekosistem closed loop.
“Skema ini justru memberi mitigasi risiko yang baik bagi perbankan. Kami siap mendukung pembiayaan sektor pertanian,” tegasnya.