Lampung Ekspor 6.368 Kg Kopi Bubuk ke Hongkong

EKSPOR KE HONGKONG: Sekretaris Provinsi Lampung Marindo Kurniawan saat pelepasan ekspor perdana kopi bubuk Lampung oleh PT Sari Alami sebanyak 6.368 kilogram.--FOTO ISTIMEWA

BANDARLAMPUNG – Lampung merupakan salah satu provinsi penghasil kopi, khususnya robusta. Karena itu, Lampung berkomitmen memperkuat hilirisasi komoditas unggulan daerah ini.

Sekretaris Provinsi Lampung Marindo Kurniawan menegaskan komitmen pemprov memperkuat hilirisasi komoditas unggulan daerah. ’’Salah satunya kopi yang tidak lagi diekspor dalam bentuk biji kopi mentah. Melainkan kopi bubuk bernilai tambah,’’ katanya setelah pelepasan ekspor perdana kopi bubuk Lampung oleh PT Sari Alami sebanyak 6.368 kilogram dengan nilai hampir USD46.000 atau setara Rp753 juta yang dikirim ke Hongkong yang dilakukan di El's Coffee Roastery, Rabu (17/9).

 

Marindo Kurniawan menyambut baik diselenggarakannya acara pelepasan ekspor ini sebagai wahana untuk lebih memotivasi para pelaku usaha. ’’Terutama UKM asal Provinsi Lampung agar lebih bersemangat dalam memajukan bisnisnya dan menembus pasar ekspor,’’ ujarnya. 

 

Marindo Kurniawan mengatakan bahwa ekspor ini bukan sekadar seremoni. ’’Melainkan bukti nyata transformasi ekonomi yang memberi manfaat langsung bagi Masyarakat, khususnya petani dan pelaku UMKM,’’ ucapnya. 

 

Marindo Kurniawan menyatakan produk yang diekspor bukan lagi berupa biji mentah, melainkan hasil olahan bernilai tambah yang mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, dan memperluas peluang UMKM lokal.

 

Marindo Kurniawan mengatakan bahwa Lampung adalah produsen kopi robusta terbesar di Indonesia yang menyumbang lebih dari 30% produksi nasional. ’’Tidak lagi sekadar biji mentah, tapi sudah dalam bentuk produk olahan. Hal inilah yang disebut hilirisasi nyata,’’ ungkapnya.

 

Kopi robusta Lampung, kata Marindo Kurniawan, bisa menjadi ikon UKM ekspor yang mengangkat nama daerah sekaligus membuka lapangan kerja baru. ’’Kita berharap ekspor kopi bubuk ini bukan yang pertama dan terakhir. Tapi, titik awal sebuah gelombang baru. mari semua pihak kembangkan produk kopi Lampung menjadi lebih variative. Dengan begitu, kopi Lampung tidak hanya dikenal sebagai green bean exporter. Tapi, sebagai pusat inovasi kopi Asia Tenggara,’’ ungkapnya.

 

Marindo Kurniawan menambahkan, hilirisasi produk kopi merupakan kunci untuk menjaga daya saing sekaligus memperluas pasar. ’’Dengan ekspor kopi bubuk ini, Lampung tidak hanya menjual hasil bumi. Tapi, juga menghadirkan nilai tambah yang lebih besar bagi kesejahteraan Masyarakat,’’ katanya. 

Tag
Share