Wagub Jihan Perketat Pengawasan MBG: Program Makan Bergizi Jangan Jadi “Makan Beracun”

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela saat memimpin rakor keamanan pangan dan pencegahan keracunan MBG secara virtual, Rabu (10/9). -FOTO BIRO ADPIM -

BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung mengambil langkah tegas untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menyusul sejumlah kasus keracunan makanan di beberapa daerah, Pemprov Lampung menegaskan target nol kasus keracunan serta meminta seluruh kabupaten/kota memperketat pengawasan di semua lini.

Hal ini menjadi sorotan utama dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Keamanan Pangan, Penanganan, dan Pencegahan Keracunan Makanan Program MBG yang dipimpin Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela secara virtual, Rabu (10/9). 

Rakor tersebut juga merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto terkait percepatan program strategis nasional.

Menurut Jihan, keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, melainkan juga dari jaminan mutu dan keamanan pangan, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.

“Kita menargetkan zero accident atau nol kasus keracunan dalam program MBG. Jangan sampai program makan bergizi gratis yang mulia ini justru berubah menjadi makan beracun,” tegas Jihan.

BACA JUGA:Banleg DPR Pastikan Pembahasan RUU Perampasan Aset Terbuka dan Transparan

Ia menambahkan, meski kasus keracunan sebelumnya tidak berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB), hal itu tetap menjadi perhatian serius. 

Karena itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota memperkuat pengawasan mulai dari distribusi bahan baku, proses pengolahan, penyajian yang higienis, hingga rantai penyimpanan makanan.

“Agenda ini sangat penting. Dalam perjalanan program, masih ada dinamika di beberapa lokasi yang harus segera dievaluasi,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Kepala Dinas PMDT Lampung sekaligus Ketua Pelaksana Satgas MBG, Saipul, menekankan peran vital Satgas di kabupaten/kota. Menurutnya, Satgas harus proaktif dan tidak hanya menunggu laporan insiden.

Saipul mengungkapkan, insiden keracunan sebelumnya sempat terjadi di Bandar Lampung, Metro, dan Lampung Utara. Semua kasus itu kini sedang ditangani bersama Balai Besar POM dan dinas terkait.

“Kita harus aktif mengawasi mulai dari rantai pasok, pengolahan, penyajian, hingga distribusi. Jangan menunggu laporan, tapi proaktif berkoordinasi dengan sekolah. Karena ini menyangkut siswa kita, warga kita sendiri,” tegasnya.

Ia juga mendorong daerah untuk berani mengambil tindakan tegas, termasuk menghentikan sementara operasional dapur penyedia makanan yang bermasalah hingga ada jaminan kelayakan dari Dinas Kesehatan.

Tag
Share