Narkoba di Waykanan Makin Mengkhawatirkan, Polisi Tangkap Dua Pengedar dalam Satu Kampung

DIAMANKAN: Polres Waykanan amankan dua pengedar di Kampung Tiuhbalak. -Foto IST -
BLAMBANGANUMPU – Peredaran narkoba di Kabupaten Waykanan semakin mengkhawatirkan.
Fakta itu terbukti setelah Satresnarkoba Polres Waykanan meringkus dua warga Kampung Tiuhbalak, Kecamatan Baradatu, yang diduga sebagai bandar sabu, masing-masing berinisial SS alias Sam (40) dan SR alias Ridi (42).
Penangkapan keduanya dilakukan dalam waktu hampir bersamaan setelah polisi menerima laporan dari masyarakat tentang maraknya transaksi narkoba di wilayah Baradatu.
Informasi itu segera ditindaklanjuti dengan penyelidikan lapangan yang dipimpin langsung oleh tim Satresnarkoba Polres Waykanan.
Tersangka pertama, SS, ditangkap di Kampung Tiuhvalak setelah polisi menemukan cukup bukti permulaan yang mengarah pada tindak pidana narkotika.
Saat dilakukan penggeledahan, petugas menemukan tiga paket sabu yang disimpan rapi di dalam casing ponselnya. Barang bukti tersebut memiliki berat bruto 1,35 gram.
Selain sabu, polisi juga menyita satu unit handphone Samsung Galaxy A33 warna hitam yang diduga digunakan tersangka untuk berkomunikasi dalam transaksi narkoba.
SS pun langsung digelandang ke Mapolres Waykanan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tak berhenti di situ, polisi kembali menggerebek rumah tersangka SR alias Ridi yang juga tinggal di Kampung Tiuhbalak.
Dari hasil penggeledahan di kamar tidur pelaku, petugas menemukan sabu seberat 1,36 gram yang disimpan di dalam kotak permen karet.
Selain itu, ditemukan pula satu plastik klip besar berukuran 5,5x4 cm berisi 15 plastik klip kosong ukuran kecil yang biasa digunakan untuk membungkus sabu siap edar.
Polisi juga mengamankan satu unit handphone Redmi Note 13 Pro 5G warna olive green milik tersangka.
Kasatresnarkoba Polres Waykanan, Iptu Prayugo Widodo, mendampingi Kapolres Waykanan AKBP Adanan Mangopang, menegaskan kasus ini menunjukkan betapa masifnya peredaran narkoba di Waykanan.
“Bayangkan, dalam satu kampung ada dua orang pengedar. Ini mengindikasikan narkoba sudah masuk hingga ke tingkat perkampungan dan menjadi ancaman serius bagi masyarakat,” jelas Iptu Prayugo, Minggu (7/9).