Tokoh Adat: Begawi Bukan Pelecehan

Tokoh adat se-Kota Bandarlampung menegaskan dukungan terhadap Karnaval Tari Ngigel sebagai bentuk pelestarian budaya, Selasa (5/8). -FOTO MELIDA ROHLITA/RADAR LAMPUNG -
BANDARLAMPUNG — Tokoh-tokoh adat di Kota Bandarlampung menegaskan bahwa Karnaval Budaya Tari Ngigel yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung bukan bentuk pelecehan terhadap adat dan budaya Lampung.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh para penyimbang dan perwatin dalam konferensi pers yang digelar di ruang Asisten III Pemkot Bandar Lampung, Selasa (5/8/2025), sebagai respons atas pemberitaan negatif dan kesalahpahaman yang berkembang di tengah masyarakat.
Yakub, tokoh adat dari Anek Langkapura yang bergelar Radin Kepalo Migow, mewakili para penyimbang dan perwatin se-Kota Bandar Lampung, menyampaikan bahwa Karnaval Tari Ngigel merupakan bagian dari pelestarian budaya, bukan prosesi adat yang bersifat sakral.
“Kami, masyarakat adat se-Kota Bandar Lampung, bersama warga Balau dan seluruh tiuh anak pekon di 20 kecamatan, menyatakan bahwa pelaksanaan Karnaval Budaya Tari Ngigel dalam rangka HUT ke-353 Kota Bandar Lampung telah berjalan dengan koordinasi yang baik, serta melibatkan tokoh adat dalam setiap tahapannya,” kata Yakub.
Ia menekankan, kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan budaya Lampung kepada masyarakat luas, terutama generasi muda, agar lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya daerah.
“Karnaval Budaya Tari Ngigel bukanlah prosesi adat, melainkan sebuah pertunjukan budaya terbuka sebagai sarana edukasi dan pelestarian nilai-nilai budaya Lampung di tengah masyarakat yang majemuk,” jelasnya.
Yakub juga menyebut bahwa Pemerintah Kota Bandar Lampung tidak pernah mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal. Justru, menurutnya, pelibatan aktif tokoh adat dalam perencanaan dan pelaksanaan karnaval menjadi bukti komitmen Pemkot dalam menjunjung tinggi budaya setempat.
“Kami mendukung penuh setiap program pelestarian budaya yang dijalankan oleh Ibu Wali Kota Eva Dwiana, selama pelaksanaannya tetap menghormati adat dan melibatkan masyarakat adat,” tegas Yakub.
Pernyataan ini sekaligus dimaksudkan untuk meluruskan tudingan yang menyebut acara tersebut melecehkan budaya Lampung, serta memperkuat semangat bersama dalam menjaga keberlangsungan tradisi sebagai bagian dari identitas daerah.
“Mari jadikan kegiatan ini sebagai momentum bersama untuk merawat dan menghidupkan kembali budaya Lampung yang mulai tergerus oleh perkembangan zaman,” tutup Yakub.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandarlampung kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal dengan menggelar Karnaval Budaya Tari Ngigel, sebagai bagian dari rangkaian acara Begawi Bandar Lampung 2025.
Acara yang berlangsung meriah di kawasan Tugu Adipura, Minggu (3/8), diikuti puluhan peserta dari berbagai unsur masyarakat. Mulai jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), badan usaha milik daerah (BUMD), hingga seluruh kecamatan di Kota Bandarlampung. Mereka tampil dalam balutan busana adat khas Lampung, mempersembahkan gerakan Tari Ngigel yang energik dan sarat makna.
Karnaval diawali dengan tarian massal yang melibatkan Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana, Wakil Wali Kota Deddy Amarullah, Forkopimda, Sekretaris Daerah, para kepala OPD, serta camat se-Kota Bandar Lampung.
Dalam sambutannya, Eva Dwiana menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata upaya mengenalkan dan mewariskan budaya Lampung kepada generasi muda.