Tokoh Adat: Begawi Bukan Pelecehan

Tokoh adat se-Kota Bandarlampung menegaskan dukungan terhadap Karnaval Tari Ngigel sebagai bentuk pelestarian budaya, Selasa (5/8). -FOTO MELIDA ROHLITA/RADAR LAMPUNG -

“Di balik kemeriahan dan gerakan tari yang kita tampilkan hari ini, ada pesan penting yang ingin kami sampaikan, yaitu mengajak generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Lampung. Jangan sampai budaya kita kalah gaungnya dengan budaya dari daerah lain,” ujar Eva.

Menurutnya, Tari Ngigel bukan sekadar tarian indah, tetapi juga mengandung filosofi tentang keceriaan, keramahan, dan keharmonisan hidup masyarakat Lampung.

Eva menambahkan, pembangunan kota tak hanya berbicara soal infrastruktur seperti jalan atau jembatan, tetapi juga tentang membangun karakter dan identitas masyarakat melalui pelestarian budaya.

“Budaya adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan. Di sinilah letak jati diri dan kebanggaan warga Bandar Lampung. Maka kegiatan seperti ini harus terus dilanjutkan secara berkelanjutan,” tegasnya.

Karnaval budaya tahun ini juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari komunitas lintas agama, tokoh adat, hingga pelajar dari berbagai sekolah. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya milik pemerintah.

Tingginya antusiasme masyarakat yang memadati area Tugu Adipura menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga budaya lokal terus tumbuh. Banyak warga ikut bergabung menari bersama, bahkan membawa anak-anak mereka untuk menyaksikan langsung momen kebudayaan tersebut.

“Semoga semangat hari ini menjadi pemantik bagi seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus mencintai dan melestarikan budaya kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga warisan ini?” pungkas Eva. (mel/c1/abd) 

 

Tag
Share