’’BPJN malah Senang Jalinsum Rusak’’

BEBAS MELINTAS: Konvoi truk ODOL di Jalan Lintas Sumatera, Lampung Tengah, Selasa (22/7) dini hari.--FOTO FAHROZY ISRANTONI/RLMG
Bahkan, menurut dia, adanya jalan rusak yang digali rekanan atau petugas untuk diperbaiki namun sudah berminggu-minggu ini belum juga ditambal kembali kerap menyebabkan lakalantas. Khususnya bagi pengendara yang belum mengetahui kondisi jalan.
"Setahu saya, kondisi jalan lintas tengah Sumatera yang membelah Waykanan saat ini ada beberapa titik yang sudah dibongkar (akibat rusak karena dilalui kendaraan ODOL, red) oleh rekanan pemerintah. Tetapi belum juga ditambal kembali, itu yang kerap menyebabkan kemacetan," ujarnya, Sabtu (19/7).
Namun karena jalan itu adalah jalan nasional, tandas Ketut, pihaknya tidak memiliki kompetensi guna memberikan teguran ataupun hal lain. ”Karena itu sepenuhnya adalah kewenangan dari Pemerintah Pusat. Kecuali kalau BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat) meminta kepada kita untuk mendampingi melakukan penertiban. Namun sejak tahun 2003 sampai sekarang, Dinas Perhubungan Kabupaten Waykanan belum pernah mendapatkan ajakan penertiban tersebut," imbuh Ketut.
Sementara dikonfirmasi tentang aktivitas truk ODOL, Kasatlantas Polres Waykanan AKP Asep Suhendi K. dengan tegas menyatakan pihaknya secara kontinu melakukan sosialisasi tentang regulasi yang ada kepada para sopir untuk disampaikan kepada pengusaha angkutan. "Ini kan jalan nasional, yang paling berkepentingan melakukan penertiban tentang hal ini adalah BPJN atau BPTD. Namun demikian, Polres Waykanan secara terus-menerus melakukan imbauan dan sosialisasi tentang perlunya mematuhi peraturan. Dan memang untuk menertibkan persoalan ini perlu adanya kerjasama para pihak terkait. Bukan hanya perusahaan akuntan, mereka juga perusahaan-perusahaan yang produksinya dibawa oleh angkutan tersebut," tegas AKP Suhendi K.
Kerusakan jalan mulai retak, bergelombang, hingga berlubang akibat kerapnya dilalui armada truk Fuso bermuatan batu bara juga terdapat di sepanjang Jalinsum, Kabupaten Lampung Utara (Lampura). Akibatnya, banyak kendaraan sepeda motor sering terjadi kecelakaan lalu lintas ketika terperosok di jalan bergelombang dan berlubang tersebut.
’’Udah tidak terhitung. Kebanyakan sepeda motor yang terjadi kecelakaan tunggal akibat kondisi jalan yang rusak. Itu dikarenakan truk Fuso bermuatan batu bara melintas di sepanjang jalan ini," kata Ridho Kurniawan (43), salah seorang warga Desa Buminabung, Kecamatan Abung Barat, Minggu (21/7).
Dikatakannya, jalan yang rusak dan bergelombang ini tepat berada di sebelah kiri. Itu dikarenakan truk batu bara yang melintas dari arah Bukit Kemuning menuju Bandarlampung. "Coba dilihat sendiri, kalau jalan sebelahnya kan baik-baik aja. Jalan ini rusak akibat dilintasi kendaraan yang super berat, apa lagi kalau bukan batu bara yang konvoi melintas jalan ini," tandasnya.
Senada dikatakan Hermawan (51), warga Bukitkemuning, Kabupaten Lampura. Menurutnya, pemerintah dan aparat terkait tidak bisa tinggal diam dan tutup mata saja. Kendaraan yang melebihi tonase harus segera ditertibkan. "Apalagi malam hari. Konvoi truk-truk batu bara ini melintas luar biasa padatnya. Sampai-sampai kalau truk itu melintas, warga yang rumahnya di sepanjang jalan ini merasakan getaran yang cukup menganggu istirahat," terangnya.
Pantauan langsung Radar Lampung di Lampura, kondisi kerusakan jalan berlubang dan bergelombang juga terdapat di Desa Balangan, Kecamatan Abung Barat, serta Desa Blambangan Kecamatan Blambangan Pagar. Menurut warga sekitar, Rano, kerusakannya sudah cukup lama, bahkan jalan dipenuhi lubang itu kerap kali menimbulkan kecelakaan bagi pengendara yang melintas. "Jalan ini pernah diperbaiki pada Idul Fitri lalu, namun rusak kembali karena muatan mobil -mobil batu bara melebihi kapasitas,"ujarnya.
Menurutya, kerusakan jalan ini akan terus terjadi apabila truk-truk batu bara masih melintas. Karena itu, ia berharap kepada dinas terkait untuk menertibkan truk-truk batu bara tersebut.
"Meskipun ada perbaikan, tapi kalau mobil batu bara masih melintasi, percuma Bang. Tapi kalau mobil batu bara dihentikan, maka berdampak angka kecelakaan akibat jalan rusak berat itu bisa menurun,” ucapnya seraya mengatakan selama ini kalau malam entah sudah berapa banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang mengalami kecelakaan karena jalan berlubang dan bergelombang di jalan tersebut.
Tak luput, kondisi serupa juga di Jailntengsum sepanjang Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng). Beberapa titik ruas Jalinsum di kabupaten ini terpantau berlubang. Ada juga yang dalam kondisi tidak rata akibat penanganan tambal sulam serta amblas diduga tidak kuat menahan beban tonase truk-truk pengangkut batu bara seperti hasil pantauan Radar Lampung.
Kondisi jalan rusak salah satunya terpantau di ruas Jalinsum kawasan Terbanggi Agung, Gunung Sugih. Meski tak begitu besar, namun lubang yang ada cukup mengganggu pengendara yang melintas. Tambal sulam jalan pun cukup banyak tersebar di daerah tersebut.
Beberapa kilometer menuju arah Bandarlampung, kondisi jalan rusak juga terpantau di kawasan Bulusari, Bumiratu Nuban. Ya, beberapa meter setelah melintasi Balai Desa Bulusari, laju kendaraan wajib melambat lantaran kondisi jalan yang rusak. Bahkan beberapa kali warga sekitar secara swadaya berusaha menimbun jalan di lokasi tersebut.