Beras Oplosan Picu Gagal Ginjal hingga Stunting! Ahli Sebut Anak Bisa Lemot dan Anemia

Konsumsi beras oplosan dalam jangka panjang dapat merusak hati, ginjal, hingga memicu kanker. -Foto Pixabay-
Sedangkan pada beras oplosan:
• Air berubah keruh/berwarna (tanda pewarna tekstil)
• Banyak serpihan hancur di dasar
• Butiran sintetis biasanya mengapung
5. Tes dengan Cuka atau Jeruk Nipis
Tetesi sedikit beras dengan cuka dapur atau perasan jeruk nipis. Jika muncul gelembung atau busa, ini pertanda beras mengandung pemutih kimia (seperti klorin). Reaksi kimia ini terjadi karena zat pemutih bersifat basa, sedangkan cuka/jeruk bersifat asam.
6. Jangan Tergiur Harga Murah
dr. Ngabila Salama mengingatkan beras oplosan kerap dijual dengan harga jauh di bawah pasaran. Karena itu selalu cek kemasan berlogo SNI (Standar Nasional Indonesia) atau izin edar BPOM. Jika membeli beras curah, pastikan penjual terpercaya dan mintalah sertifikat kualitas.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemukan?
• Jangan konsumsi beras yang dicurigai oplosan.
• Laporkan ke BPOM via haloBPOM (WhatsApp: 0811-1111-1010) atau Dinas Perdagangan setempat.
• Foto bukti fisik beras + kemasan (jika ada) untuk investigasi.
Ngabila menekankan, masyarakat perlu proaktif memeriksa kualitas beras, terutama jelang hari raya ketika permintaan tinggi. "Beras yang terkontaminasi zat karsinogenik tidak bisa dinetralisir dengan pencucian biasa. Pilih yang terjamin SNI atau berlogo BPOM," pungkasnya. (*)