Beras Oplosan Picu Gagal Ginjal hingga Stunting! Ahli Sebut Anak Bisa Lemot dan Anemia

Konsumsi beras oplosan dalam jangka panjang dapat merusak hati, ginjal, hingga memicu kanker. -Foto Pixabay-

RADAR LAMPUNG - Konsumsi beras oplosan dalam jangka panjang dapat merusak hati, ginjal, hingga memicu kanker. Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama juga memperingatkan dampak serius pada anak berupa gangguan tumbuh kembang, anemia, dan penurunan kognitif.

Beredarnya beras oplosan -campuran beras premium dengan kualitas rendah, sintetis, atau beras rusak- dinilai sebagai ancaman kesehatan publik. Dr. Ngabila Salama menjelaskan, praktik ini dapat memicu efek berlapis.

1. Dampak Jangka Pendek

Gejala mirip keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. "Reaksi ini bisa muncul dalam hitungan jam jika beras terkontaminasi zat berbahaya," ujar Ngabila.

2. Risiko Kronis

Konsumsi rutin selama berbulan-bulan/tahun dapat menyebabkan:

• Kerusakan organ vital (hati & ginjal) sebagai akibat akumulasi toksin.

• Gangguan metabolisme.

• Kanker jika mengandung pewarna tekstil atau zat karsinogenik.

3. Ancaman pada Anak:

Beras oplosan dapat menghambat penyerapan nutrisi esensial seperti zat besi dan vitamin B pada anak. Kondisi ini bisa berdampak:

• Gangguan pertumbuhan fisik dan otak.

• Anemia yang membuat anak lemas, lesu, dan loyo.

• Penurunan konsentrasi (lemot).

Tag
Share