RI Tawarkan Impor Rp550 T ke AS demi Kelonggaran Tarif

KONFERENSI PERS: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan menteri Kabinet Merah Putih di gedung Kemenko Perekonomian, Kamis (3/7).--FOTO BERITASATU.COM/BAMBANG ISMOYO

Pemerintah berharap peningkatan impor ini dapat menjadi dasar bagi AS untuk memberikan relaksasi dalam kebijakan tarif yang selama ini diterapkan.

 

’’Trade defisit Amerika terhadap Indonesia adalah USD19 miliar, tetapi yang kita offer pembelian kepada mereka itu jumlahnya melebihi, yaitu USD34 miliar,” jelas Airlangga.

 

Negosiasi tarif antara kedua negara dijadwalkan selesai pada 8-9 Juli 2025. Airlangga menyebut pemerintah Indonesia telah menyampaikan penawaran kedua atau second offer yang kini tengah dikaji oleh perwakilan dagang AS (USTR), menteri perdagangan, dan menteri keuangan AS.

 

Salah satu agenda utama dalam pembahasan tersebut adalah pengembangan kerja sama di sektor pertambangan, terutama untuk komoditas mineral kritis seperti nikel dan tembaga.

 

Pengembangan ini penting bagi industri strategis AS, termasuk elektronik, pertahanan, dan kendaraan listrik (EV).

 

Airlangga menegaskan bahwa peran BPI Danantara akan krusial dalam mendukung proyek-proyek investasi tersebut. Ia juga menyoroti bahwa AS sudah memiliki keterlibatan dalam sektor ini melalui PT Freeport Indonesia sejak 1967 dan akan memperluas kolaborasi tersebut di masa mendatang.

 

Namun, Airlangga enggan membeberkan rincian proyek secara terbuka, dengan alasan adanya kesepakatan kerahasiaan antara kedua pihak. ’’Proyek spesifiknya dalam pembicaraan dengan Amerika. Karena kita kan ini ada non-disclosure,” ungkapnya. (beritasatu.com/c1)

 

Tag
Share